FEATURE /Dari petaka jadi pendorong: Kehamilan bawa seniman perempuan Taiwan merekah di kancah global

21/04/2025 18:29(Diperbaharui 21/04/2025 18:30)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Seniman Taiwan, Annie Wang (kanan) dan anaknya, dalam karyanya "The Mother as a Creator". (Sumber Foto : Annie Wang)
Seniman Taiwan, Annie Wang (kanan) dan anaknya, dalam karyanya "The Mother as a Creator". (Sumber Foto : Annie Wang)

Oleh Wang Pao-er dan Jason Cahyadi, reporter dan penulis staf CNA

"Saya sudah tamat." Itu yang terlintas di benak seniman Taiwan Annie Wang (汪曉青) ketika mengetahui ia hamil. Namun, dari mengabadikan dirinya mengandung hingga putranya berkembang, sejumlah media internasional jadi meliriknya. Selama 25 tahun, ia pun terus mencurahkan perhatian pada isu perempuan dan keibuan.

Film dokumenter "Envisioned Root" (家根拼圖) dalam program Public Television Service (PTS) baru-baru ini tayang perdana. Wang menjadi satu-satunya seniman perempuan di dalamnya.

Wang menyampaikan bahwa rumah adalah tempat di mana seorang ibu berada. Baginya, peran keibuan bukan hanya identitas pribadi, tetapi juga berkaitan erat dengan struktur sosial dan psikologis yang kompleks -- yang menjadi inti eksplorasi karyanya selama bertahun-tahun.

Gender?

Lahir di Taipei pada 1972 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudari, Wang mengatakan bahwa ia sudah menyadari posisi lemah perempuan sejak dini.

Ia mengenang masa kecilnya, ketika sang ibu mengajaknya keluar dan orang-orang sering memuji betapa lucunya ia, namun selalu disusul komentar seperti, "Sayang sekali bukan laki-laki." Ada pula yang bertanya mengapa ibunya tidak mencoba punya anak lagi.

"Saya pikir, saya juga manusia, kenapa dianggap lebih rendah dari laki-laki?" kata Wang.

Semakin dewasa, ia semakin banyak menemukan norma-norma yang membatasi perempuan, dari larangan duduk dengan kaki terbuka hingga kenyataan bahwa kenakalan anak laki-laki lebih mudah ditoleransi orang dewasa.

"Sebenarnya apa peran perempuan di masyarakat?" pikirnya. Namun, ia sadar bahwa mempertanyakan hal-hal itu bisa menimbulkan masalah, jadi ia berpura-pura menjadi anak baik, menghibur diri lewat menari, bernyanyi, atau menggambar.

(Sumber Foto : Annie Wang)
(Sumber Foto : Annie Wang)

Langkah

Karena ibunya tidak memiliki anak laki-laki, Wang dan saudari-saudarinya menjadi terpinggirkan dalam keluarga besar. Namun, baginya, hal ini justru memberi kebebasan.

Karena pernah masuk kelas seni rupa saat SMP, Wang akhirnya memutuskan untuk melangkah ke dunia seni. Di bangku kuliah, ia terinspirasi seniman Ben Yu (游本寬) yang kembali ke Taiwan setelah menempuh pendidikan di Amerika Serikat, dan mengenal seni fotografi sebagai media yang bisa memuat kritik sosial.

"Dibandingkan dengan lukisan, fotografi lebih cepat menyampaikan sudut pandang," ujar Wang. Sejak kuliah, ia mantap menempuh jalur seni dengan fokus pada fotografi dan lukisan.

Di usia 21 tahun, ia mempublikasikan karya fotografi pertamanya yang bertema utama emosi perempuan, sementara pada gubahan berikutnya ia menggunakan boneka Barbie dan Ken untuk merefleksikan pernikahan dan peran gender.

"Tamat"

Ketika menikah dan hamil, sudut pandangnya kembali berubah. Saat itu, ia dan suaminya tengah menempuh studi di Inggris.

"Saya merasa saya sudah tamat. Saya jatuh menjadi seperti tokoh-tokoh dalam karya saya sendiri, terjebak dalam pernikahan dan anak." Ia juga merasa tubuhnya "Seperti diambil alih janin," yang membuatnya kehilangan jati diri.

Suatu hari, suaminya memotretnya saat ia terbaring kelelahan di sofa. Wang marah dan berteriak, "Saya jelek sekarang, jangan difoto!" Namun, ia kemudian berubah pikiran: "Saya harus memotret diri saya sendiri."

Ia teringat kotak silsilah milik kakeknya, di mana nama perempuan hanya tercantum sebagai marga, bahkan menantu yang tidak melahirkan anak laki-laki tidak dicatat.

"Saya sangat sedih. Ketika perempuan harus membuktikan keberadaannya lewat anak, justru saat itulah saya harus bersuara sendiri, membuktikan bahwa saya ada."

Merekah

Wang kemudian menandatangani namanya di perut hamilnya, menciptakan seri "I Sign; I Exist" (我簽故我在) dan "The Mother as a Creator" (母親如同創作者).

Dalam seri terbarunya, ia dan anaknya berfoto bersama setiap tahun dengan latar belakang foto-foto tahun sebelumnya. Proyek ini telah berlangsung lebih dari 20 tahun.

Karya Annie Wang, "The Mother as a Creator" dipamerkan di Festival Images Vevey 2020 di Swiss. (Sumber Foto : Annie Wang)
Karya Annie Wang, "The Mother as a Creator" dipamerkan di Festival Images Vevey 2020 di Swiss. (Sumber Foto : Annie Wang)

Belakangan, ia diwawancarai The New Yorker, BBC, dan The Guardian, serta terus menerima undangan pameran internasional.

Namun, respons di Taiwan tidak sehangat di luar negeri. Ia mengenang saat pertama kali memperlihatkan karyanya kepada sang ibu setelah dipamerkan di Inggris. Bundanya berkata, "Memalukan sekali, posenya terlalu agresif."

Saat dipamerkan di Taiwan, ibunya bahkan tak berani menceritakannya pada kerabat. Baru setelah karya Wang mendapat perhatian internasional, sang bunda mulai menerimanya perlahan.

"Bagi banyak orang, kerja keras perempuan dan ibu masih sering diabaikan. Bagaimana bisa kamu memperlihatkan proses sulit ini kepada orang lain?" kata Wang.

Sebelum syuting "Envisioned Root", Wang sempat diminta sang sutradara, Ma Li-chun (馬立群) untuk membuat film pendek tentang kisah pribadinya. Dalam hitungan hari, video itu ditonton lebih dari sepuluh ribu kali.

"Saya sangat tersentuh. Hal-hal yang saya pikirkan 20 tahun lalu, kini semakin banyak orang yang bisa memahaminya."

Dulu Wang pernah merasa dirinya tamat ketika ia hamil. Namun, sekarang, ia bangga dengan identitasnya sebagai ibu. Melalui karyanya, ia menyampaikan bahwa menjadi perempuan, ibu, dan pribadi utuh tidak harus saling mengorbankan.

Selesai/IF

(Sumber Video : Kanal YouTube 公共電視-紀錄觀點)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.