Taipei, 18 Apr. (CNA) Sebuah tim yang dibentuk Kaohsiung Medical University (KMU) dan Humanitarian Care Society Taiwan baru-baru ini melakukan perjalanan ke Pulau Sumba, Indonesia untuk melakukan pertukaran pendidikan dan budaya serta misi bantuan kemanusiaan, kata universitas.
Tim ini beranggotakan sebelas orang, termasuk anggota asosiasi, mahasiswa asing, serta alumni asal Indonesia, yang tiba pada April, kata universitas tersebut dalam sebuah rilis pers.
Universitas mengatakan bahwa sebelum keberangkatan, Rektor KMU, Yu Ming-lung (余明隆) secara langsung menyerahkan bendera kepada tim sebagai simbol semangat, serta mendorong mereka untuk membawa harapan melalui pendidikan dan kehangatan melalui pelayanan kesehatan.
KMU mengatakan bahwa pada 2016 dan 2017 mereka telah menjalin kerja sama dengan International College of Surgeons untuk memberikan bantuan medis di wilayah tersebut dan membangun persahabatan.
Tahun ini, kata KMU, mereka kembali untuk melaksanakan pertukaran pendidikan dan budaya, tidak hanya menyediakan perlengkapan hidup dan belajar, tetapi juga mengadakan pengajaran bahasa dan bimbingan kehidupan, untuk membangkitkan semangat belajar anak-anak setempat.
Tim juga menjalin pertukaran mendalam dengan berbagai sekolah, gereja, lembaga pendidikan khusus, dan panti asuhan, kata universitas tersebut.
Meski hasil pertukaran sangat memuaskan, perjalanan ini penuh tantangan, kata universitas. Tim berangkat dari Kaohsiung pukul 2.30 dini hari, bertepatan dengan libur panjang di Indonesia sehingga sebagian besar toko tutup.
Tim harus menyiapkan sendiri seluruh perlengkapan dari Taiwan, menyebabkan jumlah barang bawaan melebihi perkiraan, yang juga membuat mereka sempat diperiksa pihak bea cukai, kata KMU. Meskipun sempat terjadi hambatan, tim akhirnya berhasil melewati proses imigrasi dengan lancar.
KMU mengatakan bahwa perjalanan menuju Kota Tambolaka juga penuh hambatan, termasuk penerbangan transit yang tertunda enam jam dan perjalanan darat lima jam melintasi pegunungan menuju destinasi pertama, Desa Gaura.
Acara yang seharusnya dimulai pukul 7 malam baru bisa dimulai pukul 9 malam dan selesai menjelang tengah malam, kata universitas.
Namun, kata KMU, kelelahan segera sirna karena tim tersentuh ketika disambut hangat anak-anak sekolah setempat yang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan Republik Tiongkok (Taiwan), serta membawakan berbagai lagu dalam bahasa Mandarin dan Inggris.
Kunjungan berlanjut ke Kecamatan Waingapu, sekolah luar biasa, dan panti asuhan, dengan perjalanan yang kerap mengalami perubahan jadwal akibat cuaca dan kondisi jalan, kata KMU.
Tim menempuh jalur pegunungan yang berliku, namun selalu mendapatkan sambutan yang penuh semangat di setiap tempat yang dikunjungi, kata universitas.
KMU mengatakan bahwa sambutan hangat dari warga serta momen anak-anak panti yang meneteskan air mata karena terharu semakin menguatkan tekad tim untuk terus memajukan pendidikan dan bantuan kemanusiaan.
Tim juga mengunjungi Pulau Bali untuk mengadakan kunjungan kehormatan ke Universitas Udayana -- mitra kerja sama KMU -- dan menghadiri upacara pelepasan dan yudisium sebelas dokter bedah yang telah menyelesaikan pelatihan, kata universitas.
Profesor Jurusan Bedah Saraf KMU sekaligus pemimpin tim ini, Kwan Aij-lie (關皚麗) menyampaikan pidato mewakili universitas, berbagi pengalaman klinis, dan menyatakan komitmen untuk memperdalam kerja sama bilateral di masa depan.
Selesai/IF