Tiga organisasi pekerja Indonesia turut dalam aksi solidaritas Palestina di Taipei

14/04/2025 18:57(Diperbaharui 14/04/2025 19:49)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Ketua GANAS Community, Fajar berpidato dalam aksi massa di Kota Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)
Ketua GANAS Community, Fajar berpidato dalam aksi massa di Kota Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)

Taipei, 14 Apr. (CNA) Tiga organisasi pekerja Indonesia ikut turun ke jalan pada hari Minggu (13/4) dalam aksi massa mars panjang di Kota Taipei untuk mendukung kemerdekaan Palestina setelah Israel kembali melakukan serangan ke Gaza pada Maret, acara ini diinisiasi oleh Taiwan Alliance for a Free Palestine (TWAFP) dan sejumlah organisasi masyarakat serta mahasiswa.

Tiga organisasi Indonesia itu adalah Gabungan Tenaga Kerja Bersolidaritas (GANAS), Serikat Buruh Industri Perawatan Taiwan (SBIPT), dan Serikat Buruh Industri Manufaktur (SEBIMA).

Dalam orasinya, Ketua GANAS Community, Fajar mengatakan sebagai pekerja migran yang merupakan kelompok rentan eksploitasi turut mendukung kebebasan dan kemerdekaan Palestina, dengan mengikuti sebuah aksi massa di Kota Taipei untuk mendukung kemerdekaan Palestina setelah Israel kembali melakukan serangan ke Gaza pada Maret.

Kegiatan aksi yang dimulai pada pukul 2 siang dimulai di stasiun MRT Ximen Exit 6 dan terus berorasi panjang hingga berakhir di depan Gedung Kementerian Luar Negeri Taiwan (MOFA).

Melalui rilis persnya dan wawancara singkat bersama CNA, Fajar mengatakan sebagai sesama kelompok yang merasakan kerentanan inilah maka merasa simpati atas tragedi kemanusiaan ini. Dalam orasinya, Fajar juga menyampaikan bahwa dukungan ini bukan hanya tentang agama, etnis maupun golongan tertentu namun dalam konteks yang lebih luas lagi yaitu kemanusiaan.

Selain fokus pada isu ketenagakerjaan pihaknya juga merespon krisis kemanusiaan seperti yang terjadi di Palestina.

"Apalagi dari negara kami seperti yang tercantum pada UUD 1945 adalah 'Menghapus segala bentuk penjajahan diatas dunia,' jadi tujuan kami hadir dan aktif partisipasi adalah melawan penindasan dan juga penegakan HAM di Palestina yang di mana korban konflik peperangan adalah kelompok rentan seperti halnya pekerja migran," ucap dia.

Sebuah aksi massa yang disertai mars panjang diadakan di Kota Taipei hari Minggu untuk mendukung kemerdekaan Palestina. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)
Sebuah aksi massa yang disertai mars panjang diadakan di Kota Taipei hari Minggu untuk mendukung kemerdekaan Palestina. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)

Sementara itu, TWAFP menuntut agar pemerintah Taiwan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan transisional dan hak asasi manusia sebagai dasar berdirinya negara serta mengeluarkan pernyataan mengecam tindakan Israel.

Aliansi tersebut juga menuntut agar Kementerian Luar Negeri (MOFA), yang menjadi titik akhir mars panjang Minggu, harus menghentikan seluruh bentuk kerja sama dengan kantor perwakilan Israel di Taiwan.

Kementerian Urusan Ekonomi harus membuka catatan perdagangan senjata antara Taiwan dan Israel serta menghentikan penyediaan bahan dan teknologi terkait, sementara Kementerian Kebudayaan mesti membatalkan perjanjian kerja sama budaya kedua belah pihak, tuntut mereka.

Melek, seorang gadis Palestina berusia 11 tahun yang tinggal di Taiwan, berpidato mengatakan bahwa ia ingin menyuarakan penderitaan anak-anak di Gaza, yang juga ingin bermain, belajar, dan tumbuh dalam perdamaian, namun malah mengalami pengeboman, kelaparan, dan terkubur di bawah puing-puing bangunan.

Para akademisi Yahudi asal Amerika Serikat yang tinggal di Taiwan, Teri, Derek, dan Kerim, dalam pidatonya mengecam pemerintah Israel, yang menurut mereka dapat menghentikan atau membatasi tindakan selama 15 bulan terakhir, namun sengaja tidak melakukannya.

Sementara itu, Ketua National Taiwan University Labor Club, Chen Chang-an (陳昶安) mengatakan penting bagi mahasiswa untuk turut menyuarakan dukungan kepada Palestina, karena bagi setiap orang yang tertindas dalam kapitalisme, kolonialisme, dan imperialisme, bersatu merupakan syarat mutlak untuk melawan.

Sejumlah organisasi mahasiswa mengikuti aksi massa mars panjang di Kota Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)
Sejumlah organisasi mahasiswa mengikuti aksi massa mars panjang di Kota Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)

Menanggapi aksi ini, MOFA mengatakan kepada CNA bahwa pemerintah berkomitmen pada nilai-nilai universal hak asasi manusia, dan pernah menyumbangkan dana US$500 ribu (Rp8,39 miliar) kepada organisasi Mercy Corps, yang melalui cabangnya di Palestina memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Kementerian menegaskan bahwa Taiwan bersama komunitas internasional selalu mengecam segala bentuk terorisme dan otoritarianisme yang merusak nilai-nilai demokrasi dan kebebasan.

MOFA juga menyerukan agar kedua belah pihak, Israel dan Hamas, terus melakukan negosiasi dan dialog demi menyelesaikan konflik dan mencapai kesepakatan gencatan senjata melalui jalur diplomasi.

(Oleh Yang Yao-ju, Jason Cahyadi, dan Miralux)

Selesai/IF

Perwakilan SEBIMA berpidato dalam aksi massa di Kota Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)
Perwakilan SEBIMA berpidato dalam aksi massa di Kota Taipei hari Minggu. (Sumber Foto : CNA, 13 April 2025)
How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.