"Bubur" Pakistan tiap Jumat di Masjid Agung Taipei, bukti keberagaman budaya di Taiwan

02/08/2024 17:32(Diperbaharui 05/08/2024 13:43)
Seorang jemaah Masjid Agung Taipei membagikan daleem, makanan khas Pakistan usai pelaksaan salat Jumat di masjid tersebut, Jumat (2/8).
Seorang jemaah Masjid Agung Taipei membagikan daleem, makanan khas Pakistan usai pelaksaan salat Jumat di masjid tersebut, Jumat (2/8).

Taipei, 2 Agu. (CNA) Ali Baba, seorang imigran asal Pakistan punya tradisi membagikan penganan khas negaranya seusai ritual ibadah salat Jumat di Masjid Agung Taipei, membuktikan keberagam tradisi dan budaya di Taiwan.

Puluhan orang tampak mengantre di teras depan Masjid Agung Taipei usai pelaksanaan ibadah salat Jumat bagi umat Muslim, Jumat (2/8) ini. Antrean itu berujung di sebuah dandang perak besar dengan dua orang pria yang terlihat aktif mengambil isi dandang dan memindahkannya ke mangkuk kertas berukuran kecil. Isi dandang itu adalah daleem, makanan sejenis bubur yang berasal dari Pakistan.

Ali Baba, seorang imigran asal Pakistan menjadi orang yang menginisiasi kegiatan ini. Pria yang kini sudah berkewarganegaraan Taiwan dan tinggal di pulau ini selama 30 tahun mengaku telah memulai tradisi ini setahun terakhir setiap hari Jumat.

"Saya bagikan ini gratis kepada siapa pun yang menginginkannya," kata Ali kepada CNA.

Ali adalah orang yang piawai dalam memasak. Ia menjalankan sebuah restoran Pakistan di Taipei yang telah ia mulai sejak seperempat abad lalu.

Menurut Ali, dibandingkan saat pertama kali ia ke Taiwan, kini Taiwan sudah lebih terbuka dan memiliki banyak akses untuk mendapatkan barang dari luar negeri termasuk rempah-rempah yang biasa ia gunakan dalam makanan khas Pakistan.

Oleh karena itu, Ali menambahkan, sudah tidak begitu sulit menyajikan makanan khas Pakistan di Taiwan.

"Sekarang semua mudah, sudah banyak juga toko yang menjual bahan makanan asal Asia Selatan. Saya berharap lewat inisiatif yang saya lakukan ini bisa memperkenalkan budaya negara asal saya di Taiwan, bersedakah, dan menjadi pengikat silaturahmi terutama bagi para Muslim perantau yang ada di Taiwan," ucap Ali.

Harapan Ali tidak berlebihan. Pada antrean yang berlangsung sekitar 30 menit itu terlihat banyak orang dari berbagai kalangan dan ras ikut menunggu gilirannya mendapatkan dalmee yang dimasak Ali. Ada yang berparas melayu, ada juga orang Taiwan, dan tentunya banyak juga imigran dari Asia Selatan yang memadati tempat Ali baik perempuan maupun laki-laki.

Warga Indonesia yang ikut mengantre di antaranya adalah Teddy. Pria asal Cimahi, Jawa Barat ini ke Taiwan untuk perjalanan bisnis tiga hari dan di hari terakhirnya ia berkesempatan mengunjungi Masjid Agung Taipei di mana ia ikut mencicipi daleem khas Ali.

"Ini menarik, karena saya kira di Taiwan itu akan susah cari makanan seperti ini. Tahunya setelah salat Jumat banyak yang menjual makanan dari India, Arab, atau makanan Taiwan yang halal. Termasuk makanan ini, saya baru mencobanya dan uniknya malah ketemunya di Taiwan," kata Teddy.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/ ML

Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.