Taipei, 16 Jan. (CNA) National Central University (NCU) mengumumkan peluncuran misi bulan pertama Taiwan pada Rabu (15/1) waktu Taipei, ketika Deep Space Radiation Probe (DSRP) mereka dibawa ke luar angkasa dan diperkirakan mendarat di bulan dalam empat purnama.
DSRP berada di atas pendarat bulan HAKUTO-R Mission 2 yang dikembangkan ispace, sebuah perusahaan eksplorasi bulan Jepang, dan diluncurkan dari Florida, Amerika Serikat pada pukul 2.11 sore Rabu melalui roket Falcon 9 dari perusahaan teknologi ruang angkasa AS, SpaceX, kata NCU dalam sebuah pernyataan.
Satu jam dan 32 menit setelah lepas landas, pendarat bulan tersebut terpisah dari kendaraan peluncuran.
DSRP dijadwalkan untuk mulai beroperasi 36 jam setelah peluncuran dan tim NCU siap untuk menerima dan menganalisis data yang dikumpulkannya, tambah NCU.
Menampilkan lambang NCU dan kata-kata "Buatan Taiwan" di sudut kiri bawahnya, DSRP adalah muatan ilmiah pertama yang dibuat di Taiwan untuk misi bulan dan yang pertama meninggalkan orbit rendah Bumi (LEO), yang mencapai ketinggian 2.000 kilometer, catat NCU.
DSRP tersebut, yang dikembangkan secara independen oleh para staf dan mahasiswa Jurusan Sains dan Teknik Antariksa NCU, hanya berbobot 399 gram tetapi mampu menahan tekanan 33 kali beratnya dan beroperasi di bawah dosis radiasi yang melebihi 10 kRads, kata Loren Chang (張起維), ketua jurusan yang memimpin misi tersebut.
"Proyek ini dimulai pada tahun 2022 dan kami telah melalui lima revisi berbeda sebelum kami sampai pada versi yang kami rasa nyaman untuk ditonton," kata Chang kepada CNA dalam sebuah wawancara telepon.
Desain tangguh DSRP diperlukan karena probe akan melakukan perjalanan ke ruang angkasa jauh -- yang didefinisikan oleh tim Chang sebagai wilayah di luar LEO -- di mana perisai magnetik bumi jauh lebih lemah, membuat perangkat itu terpapar kondisi radiasi yang lebih keras yang dapat mempengaruhi produk teknologi, katanya.
Selain itu, mendarat di bulan mungkin melibatkan guncangan kuat, yang akan memerlukan struktur yang kuat, tambah Chang.
Misi ini bertujuan untuk mengukur perkiraan dosis radiasi antara bumi dan bulan serta di permukaan bulan, dan memahami anomali yang disebabkan oleh radiasi dari elektronik yang umumnya digunakan di pesawat ruang angkasa, katanya.
"Dengan memahami dosis radiasi, kita dapat lebih baik mempersiapkan misi ke bulan dan ke ruang angkasa jauh dengan manusia," tambahnya.
Saat ditanya bagaimana perasaannya dan timnya setelah peluncuran yang sukses, Chang mengatakan bahwa mereka semua sangat lega karena peluncuran berlangsung tanpa penundaan atau pembatalan, yang umum terjadi.
Ada beberapa tahap kritis selama peluncuran, termasuk mencapai tekanan dinamis maksimum dan pemisahan pesawat ruang angkasa dari kendaraan peluncuran, katanya.
"Semua ini berjalan tanpa hambatan, jadi kami sangat, sangat lega," katanya.
Setelah peluncuran yang sukses itu, pendarat bulan yang membawa DSRP tersebut akan mengambil lintasan energi rendah untuk secara bertahap mendekati bulan, membutuhkan sekitar empat bulan untuk menempuh sekitar 400.000 kilometer antara bumi dan bulan, katanya.
Selesai/JA