Taipei, 8 Jan. (CNA) Jumlah wanita Taiwan di atas usia 50 tahun yang mencari perawatan reproduksi bantuan meningkat sebesar 45 persen pada tahun 2022, menurut laporan yang dirilis pada Selasa (31/12) oleh Direktorat Jenderal Promosi Kesehatan (HPA).
Laporan tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 58.476 wanita yang sudah menikah menerima perawatan reproduksi berbantu pada tahun itu, yang menandai peningkatan sebanyak 8.824 dari tahun 2021. Dari jumlah tersebut, 36,1 persen berusia 35-39 tahun, 33,3 persen 40-44 tahun, dan 19,9 persen 30-34 tahun.
Meskipun hanya ada 355 wanita berusia lebih dari 50 tahun, jumlah tersebut mencatatkan peningkatan 45 persen dibandingkan tahun sebelumnya, kata laporan tersebut
Pada tahun 1998, usia rata-rata wanita yang menerima perawatan reproduksi berbantu adalah 32 tahun, angka yang meningkat menjadi 38 tahun pada tahun 2022, menurut laporan tersebut.
Dari segi jumlah orang yang menerima perawatan, angkanya meningkat dari sekitar 6.500 orang pada tahun 2001 menjadi 58.476 orang pada tahun 2022, sebuah pertumbuhan delapan kali lipat.
Sebanyak 11.549 bayi lahir pada tahun 2022 karena perawatan reproduksi berbantu, 1.775 lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya, menurut laporan tersebut.
Tingkat kehamilan dan kelahiran hidup jelas berhubungan dengan wanita yang menerima perawatan, dengan statistik tahun 2022 menunjukkan tingkat kehamilan dengan embrio segar dan beku masing-masing sebesar 38,6 persen dan 56,3 persen pada wanita di bawah usia 35 tahun.
Namun, pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun, tingkat kehamilan dengan embrio segar dan beku turun menjadi 13,5 persen dan 27,7 persen, kata laporan tersebut.
Tsai Way-yi (蔡維誼), Wakil Direktur Divisi Kesehatan Ibu dan Anak di HPA, mengatakan kepada CNA pada Kamis bahwa subsidi untuk perawatan reproduksi berbantu diperluas pada Juli 2021, dengan meningkatkan batas usia maksimum menjadi 45 tahun, yang mungkin sebagian menjelaskan peningkatan signifikan jumlah orang yang menerima perawatan tersebut.
Jumlah pada tahun 2022 adalah 52,7 persen lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, tambahnya.
Melihat adanya peningkatan perawatan reproduksi berbantu pada wanita yang sudah menikah berusia 40 hingga 44 tahun, ia juga menyarankan agar wanita memanfaatkan waktu yang optimal untuk kehamilan dan melahirkan, karena usia mempengaruhi kesuburan serta kesehatan ibu dan anak.
Selesai/IF