Taipei, 6 Jan. (CNA) Biro Investigasi Kriminal (CIB) pada Senin (6/1) mengungkapkan rincian tentang penggerebekan narkotika baru-baru ini, di mana seorang pria tertangkap mencoba mengimpor kasur dari Amerika Serikat yang berisi 117 kilogram ganja.
Dalam sebuah konferensi pers, Chi Yen-hsi (紀延熹), kepala Divisi Ketiga Investigasi Kriminal CIB, mengatakan bahwa pada Juni lalu, pihaknya dihubungi terkait barang mencurigakan di kapal kargo yang tiba di Pelabuhan Kaohsiung.
Setelah berkoordinasi dengan Kepolisian Kaohsiung dan Korps Polisi Khusus Ketiga, petugas pergi memeriksa muatan tersebut. Dalam inspeksi, mereka menyita 117 kilogram ganja yang dikompresi dalam bentuk balok dan disembunyikan di dalam tiga kasur yang dikirim dari Los Angeles, AS, ungkap Chi.
Narkotika tersebut diperkirakan memiliki nilai pasar di Taiwan sebesar NT$175,5 juta (Rp86,6 miliar), tambahnya.
Chi menjelaskan bahwa para petugas melacak pengiriman kasur tersebut ketika diangkut menggunakan truk ke sebuah toko di Taichung. Dari sana, kasur tersebut dipindahkan oleh perusahaan jasa angkut ke rumah penerima yang terdaftar, seorang pria berusia 34 tahun bermarga Wu (吳), yang tinggal di Taoyuan.
Setelah membayar jasa angkut yang tidak menyadari isi kasur tersebut, Wu membongkar kasur-kasur itu di rumahnya dan mendapati narkotika di dalamnya telah disita oleh pihak berwenang.
Pada saat itu, petugas langsung masuk ke rumah Wu untuk menangkapnya. Selain itu, mereka menemukan beberapa tas punggung mendaki di rumah tersebut, yang diduga akan digunakan untuk membagi dan mendistribusikan narkotika tersebut, jelas Chi.
Menurut sumber kepolisian, Wu sebelumnya memiliki catatan kriminal atas penipuan dan pencucian uang, serta baru saja dibebaskan dari penjara pada akhir 2023. Wu diduga diperkenalkan kepada sindikat narkotika yang terlibat dalam penyelundupan tersebut oleh seorang teman di penjara.
Selama interogasi, Wu mengaku kembali terlibat dalam kejahatan untuk melunasi utang pribadinya. Ia juga menyatakan tidak pernah bertemu dengan individu-individu di balik rencana penyelundupan tersebut, melainkan hanya berkomunikasi melalui aplikasi Line dan Telegram.
Wu juga mengungkapkan bahwa dana sebesar NT$160.000 yang digunakan untuk mengimpor dan mengangkut kasur tersebut ditinggalkan secara anonim di belakang tempat sampah di area parkir sebuah taman.
Karena sindikat kriminal menggunakan teknik "dead drop" dan cara lain untuk menghindari deteksi, pihak berwenang belum berhasil menangkap para pemimpin sindikat tersebut, meskipun investigasi masih berlangsung, ujar Chi.
Wu, sementara itu, telah diserahkan kepada Kejaksaan Distrik Kaohsiung, yang menerima persetujuan pengadilan untuk menahannya tanpa komunikasi.
Wu dituntut oleh kejaksaan pada 7 November karena pelanggaran Undang-Undang Pencegahan Bahaya Narkotika, kata Chi.
Selesai/JC