Aktivis kunjungi ABK di pelabuhan, bagi-bagi minuman herbal 'anti masuk angin'

08/01/2025 19:58(Diperbaharui 08/01/2025 19:58)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Para ABK yang dikunjungi Romo Arie di pelabuhan Guihou New Taipei City. (Sumber Foto : CNA, 5 Januari 2025)
Para ABK yang dikunjungi Romo Arie di pelabuhan Guihou New Taipei City. (Sumber Foto : CNA, 5 Januari 2025)

Taipei, 8 Jan. (CNA) Pada Minggu (5/1), CNA berkesempatan mengunjungi anak buah kapal (ABK) di dua pelabuhan ikan Kota New Taipei bersama Romo Hendrikus Arie Ukat, Wakil Direktur Migrant Workers' Concern Desk (MWCD) Stella Maris. Dalam kunjungan tersebut, Romo Arie membagikan minuman herbal anti masuk angin dan berbincang dengan para ABK di tepi pelabuhan.

Pada Minggu sore pukul 3, Romo Arie bersama tiga anggota rombongan Stella Maris memasuki pelataran Pelabuhan Guihou, New Taipei, dengan membawa lima kotak jamu herbal untuk dibagikan kepada anak buah kapal (ABK), menurut pantauan CNA.

Sebelum membagikan minuman herbal, Romo Arie menyempatkan diri berbincang dengan para ABK, menanyakan kabar mereka dan keluarga, serta mendengarkan keluh kesah terkait kesulitan dalam pekerjaan, masalah dengan majikan, dan hubungan dengan teman-teman sesama ABK, ujar Romo Arie kepada CNA.

Pada kesempatan tersebut, Romo Arie juga membagikan kabar gembira mengenai kenaikan upah minimum yang akan diterima para ABK pada awal 2025, ujar Romo Arie, yang telah tinggal di Taiwan selama 5 tahun.

Romo Arie juga membagikan hadiah berupa 1 hingga 2 kotak kecil berisi 10 saset minuman herbal sekali minum. Ia menjelaskan bahwa minuman herbal tersebut diperoleh dari seorang pengusaha Indonesia yang biasa menyalurkan produk-produk Indonesia ke Taiwan.

Ketua ABK (memakai topi) di lingkungan pelabuhan Guihou membagikan minuman herbal. (Sumber Foto : CNA, 5 Januari 2025)
Ketua ABK (memakai topi) di lingkungan pelabuhan Guihou membagikan minuman herbal. (Sumber Foto : CNA, 5 Januari 2025)

“Pengusaha tersebut memang kerap memberikan bantuan untuk para ABK dengan memberikan minuman herbal serta makanan kecil lainnya,” ujar Romo Arie yang berasal dari Atambua Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sekitar 50 orang ABK tampak berbondong-bondong mengantri untuk menerima bantuan dari Romo Arie. Salah satu ABK yang enggan disebutkan namanya menyampaikan kepada CNA bahwa ia dan rekan-rekannya mengucapkan terima kasih atas kunjungan Romo Arie dan para relawan yang memberikan hadiah berupa minuman herbal. Namun, mereka sebenarnya berharap mendapatkan bantuan jaket musim dingin.

Agustion, ABK asal Indramayu, Jawa Barat, yang sudah bekerja selama 11 tahun di pelabuhan tersebut menyampaikan kepada CNA bahwa ia bekerja di majikan yang baik. Segala fasilitas baik makanan dan kebutuhan dasar disediakan oleh majikannya.

“Alhamdulilah majikan saya baik, jadi tidak ada masalah,” tuturnya.

Saat ditanya mengenai permasalahan yang dialami rekan-rekan ABK di pelabuhan tersebut, Agustion mengungkapkan bahwa masih banyak ABK yang di-PHK secara sepihak oleh majikannya. Meskipun hal itu tidak terjadi padanya, ia menambahkan bahwa masih ada para ABK lain yang menghadapi masalah serupa.

Romo Arie beserta relawan lainnya juga mengunjungi Pelabuhan Ikan Wanli, New Taipei. Kali ini, hanya sekitar tujuh ABK yang ditemui karena sebagian besar ABK sedang berlayar, ujar Buang, salah satu ABK yang ditemui oleh CNA.

Salah satu relawan memberikan baju-baju hangat dan jaket musim dingin pada beberapa ABK tersebut dan juga membagikan minuman herbal anti masuk angin. 

Salah satu ABK yang tidak mau disebutkan namanya membagikan pengalamannya pada CNA bahwa ia pernah mengalami kecelakaan kapal hingga tenggelam di laut sekitar Yilan pada tahun 2023 silam serta kehilangan semua harta bendanya. Namun, sang pemilik kapal hanya mengganti biaya keperluan baju-baju sekitar NT$3.000 (Rp1.480.000), padahal kerugian yang dideritanya sekitar NT$20.000 lebih.

Di akhir kunjungan, Romo Arie mengatakan pada CNA bahwa yang paling dibutuhkan para ABK ini adalah kondisi kerja yang kondusif.

“ABK butuh kerja yang tetap dan tidak dipindahkan ke sana sini, tempat tinggal yang nyaman, dan gaji yang lancar. Itu saja sih yang mereka inginkan. Kalau hal-hal lain seperti jaket, itu baru dibutuhkan saat musim dingin,” ujar Romo Arie, yang rutin mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di seluruh Taiwan 3 hingga 4 kali dalam seminggu, atau rata-rata 15 kali dalam sebulan.

(Oleh Miralux)
Selesai/JA

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.