Jakarta, 26 Nov. (CNA) Taiwan Technical Mission (TTM) di Indonesia menggelar perayaan 48 tahun keberadaannya, dengan menampilkan hasil kerja sama Taiwan-Indonesia sejak 1976 dalam bidang teknologi pertanian, peningkatan industri, dan pemasaran di Jakarta, Senin (25/11).
Dalam video perjalanan 48 tahun TTM yang diputar di acara tersebut, tim tersebut menunjukkan mereka telah membantu pengembangan pertanian di berbagai daerah seperti Jawa, Bali, Sulawesi, dan Sumatera Utara.
Bantuan tersebut mencakup perbaikan varietas padi, budidaya sayur dan buah, perluasan pasar, hingga dukungan inovasi petani muda, video tersebut menunjukkan.
Dalam pidatonya, Perwakilan Taiwan untuk Indonesia, John C. Chen (陳忠), menekankan bahwa misi TTM bukan sekadar transfer teknologi, melainkan juga menjadi simbol persahabatan dan bukti kemakmuran bersama kedua pihak.
Chen juga menyebutkan bahwa kebijakan swasembada pangan dan program makan siang bergizi gratis bagi siswa yang didorong Presiden RI Prabowo Subianto sejalan dengan keunggulan sektor publik dan swasta Taiwan.
Untuk itu, Chen mengundang pemerintah Indonesia mengirim delegasi ke Taiwan guna mempelajari penerapan teknologi pertanian Taiwan di berbagai sektor, termasuk pertanian, perikanan, dan peternakan, serta untuk melihat implementasi program makan siang bergizi di sekolah-sekolah Taiwan.
“Saya yakin, potensi kerja sama antara Taiwan dan Indonesia tidak terbatas,” ujarnya.
Pimpinan TTM di Indonesia, Kao Hsiang-tai (高祥泰), menyoroti bahwa melalui penerapan teknologi dan pendekatan kolaboratif yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal, timnya berhasil membantu petani Indonesia meningkatkan produktivitas dan daya saing pasar.
“Selama 48 tahun, kami telah membangun hubungan kemitraan yang kuat dengan sektor pertanian Indonesia dan petani setempat. Ini adalah fondasi utama dalam mendorong pembangunan pertanian yang berkelanjutan,” ujar Kao.
Ia juga menyebutkan bahwa timnya akan mendukung rencana Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) di Indonesia, termasuk melalui penerapan teknologi pertanian cerdas untuk meningkatkan pertanian Indonesia.
Pejabat Indonesia yang hadir di acara Senin turut mengapresiasi kontribusi tim ini, yang menurut mereka tidak hanya memajukan teknologi pertanian tetapi juga merevolusi struktur dan pasar pertanian di Indonesia.
Asisten Deputi Sistem Distribusi Pangan Kementerian Koordinasi Bidang Pangan RI, Saleh Nugrahadi, menyampaikan terima kasih atas bantuan Taiwan selama 48 tahun, seperti membantu petani memperluas pasar, memberikan pelatihan profesional, dan meningkatkan produksi padi di Sulawesi Selatan.
“Kami berharap Taiwan terus mendukung program swasembada pangan Indonesia dan melanjutkan pelatihan petani. Selain itu, kami juga membutuhkan bantuan Taiwan dalam pengumpulan data dan pengelolaan limbah makanan,” ujarnya.
Kepala Biro Kerja Sama Internasional Kementerian Pertanian RI, Ade Candradijaya, juga menyampaikan terima kasih atas kolaborasi TTM dengan kementeriannya.
Ade mengungkapkan ia berharap dukungan Taiwan terus berlanjut, terutama dalam melatih petani Indonesia untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian, menghubungkan produk dengan pasar, serta meningkatkan efisiensi produksi agar memenuhi standar pasar.
Pada acara tersebut, CEO DataYoo Application Co., Shaw Wu (吳君孝), juga memperkenalkan sistem FarmiSpace, teknologi yang menggunakan citra satelit untuk memantau kondisi lahan pertanian secara efisien.
Sementara itu, Novita Andiani, seorang pemuda Indonesia yang pernah belajar di Taiwan, berbagi pengalamannya mempelajari ilmu pertanian di sana.
Duta Petani Muda Indonesia, Habibi, mengisahkan tantangan yang dihadapi pemuda tani seperti akses modal, akses lahan, dan pemasaran. Ia mengapresiasi pelatihan dan panduan pasar dari TTM yang memberikan harapan dan peluang baru.
"Bantuan dari Taiwan Technical Mission memungkinkan kami untuk mengubah pertanian menjadi sektor yang menarik dan berkelanjutan," kata Habibi.
Seorang perwakilan petani dari Kabupaten Karawang juga berbagi pengalaman sukses berkat bimbingan TTM.
Ia mengungkapkan mereka berhasil menerapkan teknologi pertanian modern dan strategi pemasaran, mulai dari produksi hingga pengemasan, sehingga produk mereka dapat masuk ke pasar premium, yang turut meningkatkan pendapatan petani lokal hingga 70 persen.
(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)
Selesai/JA