Taipei, 6 Nov. (CNA) Tokoh media dan politisi Jaw Shau-kong (趙少康) dituntut pada Kamis (6/11) atas tuduhan terkait tindakannya memperlihatkan surat suara yang telah ditandai dalam pemungutan suara pemakzulan bulan Juli lalu.
Menurut tuntutan dari Kantor Kejaksaan Distrik Taipei, Jaw telah menandai surat suaranya di sebuah tempat pemungutan suara di Distrik Daan, Taipei, ketika ia memutuskan untuk menunjukkannya kepada media, dalam sebuah pemilihan pada 26 Juli yang bertujuan untuk memakzulkan beberapa legislator oposisi Kuomintang dan satu wali kota.
Jaw, mantan legislator KMT dan menteri pemerintah, telah diperingatkan oleh petugas TPS agar tidak memperlihatkan surat suara yang telah ditandai, namun ia tetap memperlihatkannya sebentar agar dapat difoto oleh media, sebelum memasukkannya ke dalam kotak suara, kata kejaksaan.
Memperlihatkan surat suara yang telah ditandai secara terbuka merupakan pelanggaran terhadap undang-undang pemilu Taiwan dan dapat dikenai hukuman maksimal dua tahun penjara atau denda sebesar NT$200.000 (Rp108 juta), kata kejaksaan, mengutip Pasal 88 dan 105 Undang-Undang Pemilihan dan Pemakzulan Pejabat Publik.
Tindakan Jaw di TPS tersebut langsung dilaporkan ke polisi, dan pada 23 September, ia dipanggil oleh kejaksaan untuk dimintai keterangan.
Ia kemudian meminta maaf dan mengatakan kepada wartawan bahwa ia memperlihatkan surat suaranya hanya untuk menunjukkan bahwa ia telah memilih, bukan untuk memperlihatkan pilihannya. Ia mengatakan kasus ini adalah kerepotan yang tidak perlu dan pemborosan sumber daya peradilan.
Namun, kejaksaan mengatakan bahwa sebagai tokoh media dan politisi terkemuka dengan pengalaman pemilu yang luas, Jaw seharusnya mengetahui aturan tersebut, namun ia dengan sengaja memperlihatkan surat suara yang telah ditandai dan kemudian berusaha meremehkan tindakannya.
Setelah dituntut pada Kamis, Jaw mengatakan bahwa ia selalu menghormati peradilan dan telah menjawab semua pertanyaan kejaksaan.
Ia mengatakan bahwa ia berharap kejaksaan tidak akan melanjutkan kasus ini atau, dalam skenario terburuk, memberinya penuntutan yang ditangguhkan.
Namun, semuanya harus dilakukan sesuai dengan hukum, katanya, sambil menyatakan penyesalan dan berjanji akan lebih berhati-hati di masa depan.
Jaw, mantan ketua Taiwan Broadcasting Corporation of China, pernah menjabat sebagai legislator KMT dan menteri lingkungan hidup dari akhir 1980-an hingga awal 1990-an. Selama bertahun-tahun, ia tetap menjadi suara penting di media dan politik Taiwan, dan ia gagal mencalonkan diri sebagai wakil presiden dari KMT pada tahun 2024.
Selesai/ja