Taipei, 6 Nov. (CNA) Dua dokter diaspora Tionghoa dari Rumah Sakit Kristen Heng Chun (HCCH) meraih penghargaan setelah mengakar di Semenanjung Hengchun, Kabupaten Pingtung serta bertahun-tahun menjaga pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan mendorong kepedulian terhadap kelompok rentan, kata rumah sakit.
HCCH dalam sebuah rilis pers hari Rabu (5/11) menyatakan bahwa Chen Ming-chu (陳明珠) berasal dari keluarga Tionghoa perantauan di Filipina dan telah berpraktik kedokteran di Taiwan selama 36 tahun, dengan 26 tahun di antaranya mengabdi di Hengchun -- wilayah paling selatan pulau.
Chen pernah menjadi satu-satunya dokter spesialis kandungan dan kebidanan di wilayah Hengchun, menangani layanan rawat jalan, persalinan, dan unit gawat darurat seorang diri. Selama dua tahun, ia hanya beristirahat sekitar satu bulan, kata pihak rumah sakit.
Meskipun telah mengalami gangguan kesehatan dan harus menjalani cuci darah jangka panjang, ia tetap setia bertugas, kata rumah sakit. Saat sedang menjalani hemodialisis dan mendengar ada pasien gawat darurat, ia segera mencabut jarum dan bergegas menolong, lalu kembali untuk melanjutkan terapi.
Dengan kemampuan berbahasa Tagalog dan Inggris yang fasih, Chen dapat melayani perempuan imigran baru dan wisatawan mancanegara, sehingga mereka yang berada jauh dari rumah merasakan kehangatan seperti kasih seorang ibu, menurut rumah sakit.
Chen bahkan diam-diam pernah menalangi biaya bukti kemampuan finansial dan tiket pemulangan bagi imigran baru yang membutuhkan, menemani mereka melewati masa-masa sulitnya, kata pihak rumah sakit.
Ia juga peduli pada pendidikan anak kurang mampu, turut mendirikan kelas pendampingan belajar untuk anak-anak imigran baru, membantu ratusan anak di daerah terpencil terus mendapatkan pendidikan, dan selama 20 tahun rutin mensponsori anak melalui World Vision.
"Selama saya masih bisa bergerak, saya akan membantu lebih banyak orang yang membutuhkan," kata Chen. Ia bertekad merawat orang-orang yang, menurutnya, Tuhan percayakan kepadanya.
Sementara itu, diaspora Tionghoa lainnya, Wong Kin-wing (黃健榮), spesialis penyakit dalam sekaligus dokter pusat dialisis, pernah menjabat dua periode sebagai direktur HCCH. Ia telah berpraktik lebih dari 40 tahun dan hingga kini masih memberikan layanan konsultasi setiap pekannya.
Saat masih mahasiswa, ia pernah berkunjung ke Hengchun dan melihat para misionaris dari Eropa Utara melayani di ruang praktik sederhana namun dengan senyum penuh kasih. Dari sana, ia sangat tersentuh dan bertekad untuk kembali melayani setelah lulus, kata rilis pers.
Pada 1994, ketika keluarganya bersiap untuk pindah ke Kanada, Wong justru mendapat pencerahan melalui Alkitab bahwa ada tempat di Taiwan yang lebih membutuhkan dirinya, sehingga ia mengundurkan diri dari posisi pekerjaan bergaji tinggi dan berangkat seorang diri ke Hengchun, menurut rilis pers.
Saat pertama datang, ia pernah berjaga selama 18 hari berturut-turut tanpa tidur, sambil membangun fondasi layanan penyakit dalam dan pusat cuci darah di rumah sakit tersebut.
Untuk mendekatkan diri dengan para lansia, ia berusaha keras belajar bahasa Hokkien Taiwan dan Penduduk Asli, hingga dipercaya pasien. Banyak pasien menyebutnya dokter yang seperti keluarga sendiri, menurut pihak rumah sakit.
Saat menjabat sebagai direktur, Wong mendorong berbagai program kepedulian sosial, termasuk kelas pendampingan untuk anak-anak, kunjungan lansia, dan pelayanan komunitas, membawa tim medis keluar dari rumah sakit untuk menyatu dengan masyarakat, menurut rilis pers.
Meski mengalami aritmia dan kelelahan fisik, saat orang-orang bertanya apakah ia ingin kembali tinggal bersama keluarganya, ia menjawab: "Meninggalkan keluarga itu menyakitkan, tetapi bagi warga Hengchun, ketiadaan dokter jauh lebih menyakitkan."
Chen pun menerima Penghargaan Pengabdian Medis ke-35, sementara Wong mendapatkan Penghargaan Dokter Senior dengan 40 Tahun Pengabdian oleh Asosiasi Dokter Kabupaten Pingtung, kata pihak rumah sakit.
Direktur HCCH, Yen Jean Mei-chu (顏簡美珠), menyampaikan bahwa kedua dokter tersebut menjawab panggilan iman melalui tindakan nyata.
Di daerah terpencil dengan sumber daya terbatas, mereka tetap setia pada prinsip dasar pelayanan kesehatan dan mewujudkan semangat mengasihi, kata Yen, menyebut kisah hidup mereka wujud terbaik dari pengabdian dalam dunia medis.
(Oleh Huang Yu-jing dan Jason Cahyadi)
Selesai/ML