Survei: Pekerja migran di Taiwan paling perhatikan ketepatan pembayaran gaji, cuti

24/10/2025 15:51(Diperbaharui 24/10/2025 15:51)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
(Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 24 Okt. (CNA) Pembayaran gaji tepat waktu dan cuti yang adil menjadi hal-hal yang paling diperhatikan pekerja migran di Taiwan, menurut survei yang dirilis lembaga swadaya masyarakat The Garden of Hope Foundation (GOH) baru-baru ini.

Survei tersebut, yang dilakukan dari Juli hingga September tahun ini hingga mengumpulkan 223 kuesioner valid dari pekerja migran Filipina, Thailand, dan Indonesia, diumumkan dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (22/10).

Survei menunjukkan 85,2 persen responden bersedia merekomendasikan perusahaan mereka, sementara 14,8 persen tidak. Lebih dari 100 perusahaan, termasuk publik hingga usaha kecil menengah, di berbagai wilayah Taiwan mendapat rekomendasi.

Menurut survei, lima isu utama tempat kerja yang paling diperhatikan pekerja migran adalah pembayaran gaji tepat waktu, sistem cuti yang jelas dan adil, jaminan kesehatan karyawan, kesetaraan berdasarkan kewarganegaraan, serta penghormatan kebebasan beragama.

Kaili Lee (李凱莉), direktur urusan imigran GOH, menyatakan bahwa alasan utama pekerja migran bersedia merekomendasikan perusahaan adalah karena pembayaran gaji tepat waktu dan cuti yang adil. "Pekerja migran merasa perusahaan yang patuh hukum layak untuk direkomendasikan," ujarnya.

Selain itu, juga ada pekerja migran yang menghargai perusahaan yang menyediakan waktu dan tempat untuk berdoa, menyediakan makanan halal, dan melakukan perbaikan asrama, tambah Lee.

Menurut survei, kondisi kerja mereka yang tidak merekomendasikan perusahaan menunjukkan pelanggaran hak-hak dasar pekerja paling tinggi, mencapai 25 persen, sedangkan kurangnya perhatian terhadap kesehatan pegawai sebesar 21 persen.

Lee mengatakan pekerja migran menyatakan majikan memaksa lembur dan tidak memberi pilihan untuk menolak atau mengambil cuti, sehingga harus sepenuhnya menyesuaikan dengan permintaan perusahaan.

Ia menilai banyak perusahaan hanya patuh secara pasif terhadap peraturan, sehingga masih ada ruang perbaikan di beberapa tempat kerja.

Pejabat Direktorat Jenderal Pengembangan Tenaga Kerja Hu Hsin-yeh (胡欣野) menyatakan Kementerian Ketenagakerjaan telah menyediakan layanan terpadu satu pintu bagi pekerja migran, dengan pelatihan tiga hari dua malam tentang hak-hak pekerja serta informasi fasilitas medis "ramah migran".

Selain itu, tersedia saluran siaga 1955 untuk menangani kasus, kata Hu. Khususnya bagi pekerja migran perempuan, ia menyebutkan kementerian menyediakan panduan perlindungan ibu dan anak, membimbing majikan terkait jaminan dan perawatan bagi tenaga kerja asing yang hamil.

Di Taiwan utara, tengah, dan selatan, berbagai organisasi nirlaba termasuk GOH mendirikan pusat konsultasi ibu dan anak, mendorong pekerja migran untuk menghubungi jika memiliki pertanyaan, sehingga bantuan yang diberikan lebih lengkap, tambahnya.

(Oleh Shen Pei-yao, pemagang Lee Yu-ching, dan Jason Cahyadi)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.