Oleh Mira Luxita, staf reporter CNA
Sarita (33) Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Indramayu, Jawa Barat menyabet 15 penghargaan binaragawan bergengsi di Taiwan, bahkan sekaliber kompetisi internasional yang pernah diberitakan oleh CNA tahun lalu. Tak hanya mementingkan pengembangan diri sendiri, Sarita ternyata juga sebagai pencetus ide untuk mendirikan komunitas olah raga di gym (pusat kebugaran) bagi PMI.
Baca berita sebelumnya https://indonesia.focustaiwan.tw/society/202407025002
Melalui media sosialnya, Sarita membagikan momen saat-saat di mana ia mengajarkan teman-temannya sesama PMI untuk berolah raga di gym. Sarita juga menuturkan pada CNA bahwa ia ingin rekan-rekan PMI yang lain dapat mengikuti kegiatan positif sesuai bakatnya.
“Jika kita tidak dapat mengharumkan nama bangsa, minimal kita dapat menjaga nama bangsa,” ujarnya.
Saat dihubungi CNA melalui pesan singkatnya, Sarita mengatakan bahwa ia mendirikan komunitas olah raga yang dihadiri oleh PMI setiap bulan sekali agar para PMI dapat merasakan manfaat berolah raga, terutama dilakukan di gym. Ia pun memperkenalkan Yuli kepada CNA, sebagai salah seorang personal trainer (pelatih kebugaran) yang membantu PMI saat berolah raga.
Yuli (43) seorang PMI perawat migran yang telah bekerja di Taiwan selama 13 tahun ini, diminta Sarita untuk mengorganisir kegiatan tersebut sekaligus sebagai personal trainer yang membantu teman-teman PMI saat berolah raga.
Kepada CNA Yuli menuturkan bahwa ia dan komunitasnya selalu mengadakan olah raga di tempat kebugaran setiap bulan sekali pada minggu ketiga, pukul 12 hingga 2 siang. Biasanya kegiatan tersebut diadakan di salah satu pusat kebugaran di Neili, Taoyuan atau di wilayah Zhongshan Taipei.
“Rekan-rekan yang mau ikut hanya mempersiapkan diri membawa pakaian olah raga dan sepatu serta membayar biaya masuk gym sebesar NT$100 (Rp53.900)-NT$200 sepuasnya,” ujar Yuli Patmiasih yang telah menekuni dunia gym selama 5 tahun ini.
Saat ditanya jenis olah raga apa saja yang akan diajarkan Yuli pada rekan-rekan PMI, ia berkata kalau semua itu tergantung permintaan teman-temannya.
“Teman-teman bisa belajar menggunakan olah raga cardio seperti lari, atau jalan cepat menggunakan treadmill atau bisa juga angkat beban,” tutur Yuli yang berasal dari Tulungagung ini.
Yuli juga mengatakan, biasanya rekan-rekan yang datang sekitar 20 orang setiap bulannya dan mereka sudah melakukan latihan rutin selama 14 kali, atau selama 1 tahun 2 bulan.
“Teman-teman yang ingin bergabung silahkan datang tanggal 16 November nanti pukul 12 di Zhongshan Taipei. Bisa menghubungi saya lewat whatsapp 0905840576,” ujarnya.
Yuli mengatakan, olah raga sangat penting bagi kesehatan. Namun sangat disayangkan jika banyak rekan-rekan PMI yang tidak mau berolah raga dikarenakan malas dan beragam alasan seperti sudah capek karena seharian bekerja. Yuli menambahkan, capek karena bekerja dan olah raga itu berbeda.
“Olah raga itu untuk meningkatkan metabolisme tubuh, membuat otak rileks, jadi kita harus olah raga minimal jogging setiap hari. Misal, sambil membawa pasien di taman, kita kan juga bisa olah raga. Semua harus diawali dari diri sendiri punya motivasi untuk olah raga. Jangan banyak alasan gak ada waktu, justru kita yang harus meluangkan waktu.” Ujar Yuli.
Di akhir wawancara, ia pun berpesan agar sebagai orang Indonesia yang menumpang di Taiwan untuk bekerja, hendaknya bisa mengisi waktu dengan hal-hal positif saat liburan.
“Jangan tunjukan kalau orang Indonesia itu jelek karena mempunyai kebiasaan yang negatif sehingga banyak orang lokal (Taiwan) melihat sisi negatif dari pekerja migran. Buktikan jika orang Indonesia punya prestasi di bidang olah raga, tetap kuat dan sehat,” ujarnya.
Selesai/IF