Taipei, 11 Sep. (CNA) Upacara pembukaan Forum Kerja Sama Kepolisian Internasional 2025 di Kota Taipei pada Selasa (2/9) menyerukan dukungan bagi partisipasi antara Taiwan dengan organisasi Kepolisian Kriminal Internasional.
Acara tersebut dihadiri Wakil Kepala (Waka) Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Johanes Andi Susanto, menurut keterangan salah satu analis KDEI Taipei.
Saat dihubungi CNA melalui pesan singkat, Andi membenarkan keikutsertaannya dalam kegiatan bertajuk International Forum Police Cooperation dengan tema 2025 International Forum on Police Cooperation – Combating Transnational Crime, yang digelar Selasa.
Forum ini diinisiasi kepolisian Taiwan sebagai wadah pertukaran informasi dan pengalaman antarkepolisian lintas negara, khususnya terkait tren meningkatnya kejahatan transnasional seperti perdagangan manusia, narkoba, pencucian uang, dan kejahatan siber.
Menurut Andi, forum tersebut menegaskan pentingnya kerja sama kepolisian antarnegara dalam menangani kejahatan transnasional, mengingat sifat kejahatan itu kerap melintasi batas wilayah dan negara.
Saat disinggung juga mengenai angka kejahatan penipuan yang dilakukan oleh warga Taiwan maupun warga negara Indonesia (WNI) terhadap pekerja migran Indonesia (PMI), Andi menuturkan bahwa kasus tersebut masuk dalam kategori kejahatan transnasional. Ia memastikan KDEI akan bekerja sama dengan otoritas Taiwan untuk menanganinya.
“Setiap pengaduan dari PMl akan diteruskan kepada otoritas terkait di Taiwan, namun kadang terdapat beberapa kendala karena seringkali data yang diberikan kurang lengkap, sehingga akan memerlukan waktu, mengingat otoritas Taiwan juga tidak ingin salah tangkap atau terjadi kesalahan prosedur, mereka juga memiliki mekanisme pananganan sendiri, dimana KDEl tidak memungkinkan untuk intervensi,” ujar Andi.
Sebelumnya CNA melaporkan, kasus yang paling banyak dialami PMI Taiwan mencakup penipuan percintaan daring, penggadaian dokumen penting seperti paspor, Sertifikat Penduduk Asing (ARC), buku tabungan, dan kartu ATM yang kemudian disalahgunakan, serta penipuan pengiriman uang, pembukaan rekening, hingga penipuan mengatasnamakan bantuan bank Indonesia.
Baca berita-berita sebelumnya di sini:
Ragam kisah PMI tertipu percintaan online
KDEI imbau WNI jangan sampai jadi kaki tangan penipuan
Penipuan atas nama BNI, PMI Taiwan ditipu hingga NT$20.000
Andi mengatakan, banyaknya kejahatan siber yang dialami oleh para pekerja migran, membuat pihak KDEI Taipei harus terus mengingatkan mengenai antisipasi penipuan tersebut setiap waktu.
“Kami berpesan kepada PMI agar tidak tertipu dan selalu berpikir bijak dan cerdas dengan tidak menerima informasi yang hanya dari satu sumber. Mohon selalu cross-check dengan sumber lain atau carilah sumber yang dapat dipercaya. Jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal, terutama dari media sosial. Jangan mudah tergiur oleh iming-iming penghasilan besar atau tidak masuk akal yang pada akhirnya justru merugikan diri sendiri,” ujar Andi yang berasal dari Jawa Tengah ini.
Selain itu, ia mengingatkan agar PMI selalu mengingat tujuan utama mereka datang ke Taiwan, yaitu bekerja maupun belajar, serta tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri atau mencoreng nama baik bangsa.
“Jaga perilaku, pelajari budaya dan adat istiadat setempat, hindari perbuatan melawan hukum, patuhi dan ikuti aturan setempat. Berikan citra yang positif kepada warga lokal. Jangan suka bertengkar, hindari perkelahian atau tawuran. Akibat tawuran atau prilaku melanggar hukum akan merugikan diri sendiri dan keluarga, ingatlah ada keluarga di Indonesia yang menunggu,” Ujar Andi menutup wawancara.