Taipei, 17 Agu. (CNA) Pola makan dan olahraga adalah kunci menurunkan angka obesitas, sementara minuman manis selain memicu kegemukan juga dapat merusak konsentrasi, kata dokter anak Chen Mu-jung (陳木榮) baru-baru ini, seraya mengatakan ia pernah menemui pasien berusia 3 tahun dengan berat 16 kilogram.
Data Kementerian Pendidikan Taiwan untuk tahun ajaran 2023/2024 menunjukkan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas pada siswa sekolah dasar mencapai 23,8 persen, sedangkan di sekolah menengah pertama 28,6 persen.
Chen dalam sebuah konferensi pers pada Senin (11/8) mengatakan banyak orang tua mengeluh anak tidak mau makan makanan utama, tetapi hanya mengonsumsi camilan dan minuman manis.
Minuman manis memiliki kalori yang setara dengan satu porsi makan lengkap namun minim protein dan vitamin yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang, sementara juga dapat menghambat hormon pertumbuhan dan menurunkan daya fokus, kata Chen.
Ia menambahkan bahwa kebiasaan makan anak sering meniru orang tua. Jika ayah atau ibu tidak suka makan sayur dan buah, anak cenderung mengikuti, ujarnya.
Begitu pula jika keluarga tidak memiliki kebiasaan beraktivitas, anak akan cenderung pasif, kata Chen, yang mengingatkan agar orang tua tidak membiarkan alasan "anak sibuk belajar" dijadikan pembenaran untuk tidak berolahraga.
Menurutnya, anak yang rutin berolahraga justru cenderung berprestasi lebih baik. Chen mencontohkan bahwa lari, bersepeda, dan berenang termasuk olahraga yang baik untuk anak.
Direktur Jenderal Promosi Kesehatan Shen Ching-fen (沈靜芬) menegaskan bahwa masalah obesitas anak bukan hanya persoalan individu, tetapi sangat dipengaruhi pola makan dan kebiasaan keluarga.
Shen meminta para orang tua agar memberi teladan dalam menyiapkan makanan dan berolahraga bersama anak agar mereka dapat menjaga berat badan sehat.
(Oleh Chang Jung-hsiang dan Agoeng Sunarto)
Selesai/JC