Taipei, 14 Agu. (CNA) Biro Investigasi Kriminal (CIB) mengatakan mereka telah mengungkap kasus penyalinan ilegal terhadap gim bermain peran (RPG) terkenal "Lineage" dan mendirikan server pribadi yang selama 15 tahun operasionalnya melanggar hak cipta senilai sekitar NT$5 miliar (Rp2,7 triliun).
Menurut Korps Investigasi Hak Kekayaan Intelektual CIB, sebelumnya pemilik "Lineage", Gamania Digital Entertainment Co., melaporkan kepada mereka bahwa konten, aset, dan merek dagang gim yang dalam bahasa Mandarin dikenal sebagai "天堂" itu telah dibuat ulang secara ilegal oleh server pribadi bernama "撼動天堂".
Pada awal permainan juga ditampilkan logo "Gamania", perusahaan pengembang asal Korea, serta merek dagang "Lineage", sementara konten dan tampilan gimnya juga identik, sehingga dianggap telah secara serius melanggar hak cipta dan hak merek dagang milik Gamania, menurut laporan tersebut.
Setelah menerima laporan, CIB segera membentuk tim khusus bersama kepolisian New Taipei, Tainan, dan Kaohsiung di bawah koordinasi Kantor Kejaksaan Distrik Kaohsiung.
Penyidikan yang berlangsung setahun menemukan kelompok ini dipimpin seorang pria bermarga Tsai (蔡) dan tiga orang lainnya di Taiwan, yang memasang server gim pribadi di pusat data di Distrik Xinzhuang, New Taipei.
Sementara itu, menurut penyidikan, juga ada tersangka dari Tiongkok yang menyediakan dukungan teknis dan mengelola server secara jarak jauh, sekaligus menjual barang virtual untuk mendapatkan keuntungan ilegal.
Dalam konferensi pers hari Kamis (14/8), CIB menjelaskan bahwa server pribadi ilegal tersebut telah beroperasi sejak 2010 hingga Maret tahun ini, dengan jumlah pemain aktif harian mencapai ribuan.
Berdasarkan bukti yang terkumpul, pada 27 Maret dan 14 Mei tahun ini aparat melakukan dua gelombang penggeledahan di sembilan lokasi di Kaohsiung, Taipei, dan New Taipei.
Pihak berwenang berhasil mengamankan keempat tersangka dan sejumlah barang bukti, termasuk enam unit server pribadi ilegal tersebut dan uang tunai lebih dari NT$1,15 juta.
Seluruh tersangka telah diserahkan ke Kantor Kejaksaan Distrik Kaohsiung atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta dan Undang-Undang Merek Dagang.
(Oleh Hung Hsueh-kuang dan Jason Cahyadi)
Selesai/ja