Taipei, 8 Juli (CNA) Lin Ting-yi (林亭萓), mahasiswi yang ditinggal ibunya yang berasal dari Indonesia dan memiliki ayah yang cedera berat, telah meraih Penghargaan Pendidikan Presiden Taiwan tahun ini, dan mengatakan ia berharap bisa menjadi psikolog atau guru konseling di sekolah dasar untuk melayani masyarakat.
Pelaksana Tugas Bupati Yilan, Lin Mao-sheng (林茂盛), Selasa (8/7) memberikan penghargaan kepada Lin, mengatakan bahwa dalam menghadapi kesulitan, ia tetap teguh pada cita-cita dan pantang menyerah.
Ia pun menyampaikan harapannya agar Lin terus membawa keberanian menghadapi masa depan yang lebih gemilang, dan menulis bab terbaik dalam hidupnya sendiri.
Pemerintah Kabupaten Yilan mengatakan bahwa Lin, yang kini duduk di tahun kedua Jurusan Psikologi dan Konseling National Taipei University of Education, berasal dari keluarga yang orang tuanya bercerai sejak ia kecil. Hubungan dengan ibunya yang merupakan imigran baru asal Indonesia telah terputus.
Saat ibunya hamil, ayahnya mengalami kecelakaan jatuh di proyek konstruksi, yang menyebabkan cedera tulang belakang, membuatnya menjadi penyandang disabilitas berat hingga hidup bergantung pada kursi roda dan sudah 20 tahun tidak dapat bekerja, kata pemerintah kabupaten.
Neneknya yang berusia 78 tahun juga mengalami cedera kepala akibat jatuh dari tangga, dan kini menjadi penyandang disabilitas berat yang tidak bisa mengurus diri sendiri dan sulit berjalan, menurut pemerintah kabupaten.
Saat Lin melanjutkan pendidikan di Taipei, di rumahnya hanya tersisa ayahnya yang tidak mampu merawat nenek, sehingga sang nenek tinggal di panti jompo, yang biayanya hanya bisa dibayar dengan bantuan pemerintah dan subsidi lainnya secara pas-pasan, kata pemerintah kabupaten.
Meski menghadapi kesulitan, Lin tetap giat belajar. Ia biasa menulis untuk kolom di surat kabar dan pernah meraih juara pertama dalam lomba seni sastra, serta juga mewakili Yilan dalam kompetisi nasional bahasa dan meraih penghargaan tertinggi di bidang penulisan, menurut pemerintah kabupaten.
Dalam wawancara, Lin menyatakan bahwa selama proses tumbuh kembangnya banyak pihak yang memberikan bantuan sehingga ia bisa terus belajar.
Karena pengalaman ini, kata Lin, ia memilih belajar di Jurusan Psikologi dan Konseling, dan berharap kelak bisa menjadi psikolog atau guru konseling sekolah dasar agar kebaikan yang ia terima dapat terus mengalir di masyarakat.
Lin mengatakan ia juga aktif mengikuti kegiatan sukarelawan di waktu luang dengan harapan bisa memberikan kontribusi kembali kepada masyarakat lewat kemampuannya sendiri.
Lin menjadi salah satu dari 60 siswa yang memenangkan Penghargaan Pendidikan Presiden tahun ini dari Presiden Lai Ching-te (賴清德), yang mengakui para pelajar yang berhasil berkembang dan unggul dalam situasi sulit, menurut Kementerian Pendidikan (MOE).
Dalam pidatonya di acara penghargaan pada 4 Juli, Lai menyampaikan apresiasi kepada para penerima yang ia katakan berhasil mengatasi berbagai rintangan dengan tekad yang kuat dan tindakan nyata, menapaki jalan hidup yang cerah, serta menunjukkan semangat hidup yang menginspirasi.
Lai juga mengatakan ia berharap mereka dapat menggunakan kekuatan itu untuk mendorong dan membantu orang lain, sehingga Taiwan menjadi lebih tangguh, hangat, dan indah.
(Oleh Wang Chao-yu dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF