Taiwan masih dalam pembicaraan setelah dikeluarkan dari daftar tarif baru Trump

08/07/2025 18:46(Diperbaharui 08/07/2025 18:46)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Wakil Perdana Menteri Cheng Li-chiun. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Wakil Perdana Menteri Cheng Li-chiun. (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 7 Juli (CNA) Taiwan masih berharap dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Trump dalam pembicaraan tarif impor yang sedang berlangsung setelah tidak masuk kelompok pertama dari 14 negara yang disebut Gedung Putih berpotensi tinggi dikenakan bea masuk atas barang-barang mereka.

Sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan bahwa 14 negara dalam daftar itu dimasukkan karena AS merasa negosiasi dagang dengan mereka tidak mengalami kemajuan, tidak berhasil, atau tidak layak untuk dilanjutkan.

Oleh karena itu, mereka diancam akan dikenakan tarif antara 25 persen hingga 40 persen mulai 1 Agustus jika tidak mencapai kesepakatan sebelum tanggal tersebut.

Sementara itu, Taiwan masih terlibat dalam pembicaraan dengan pemerintahan Trump, dan pihak AS berulang kali mengatakan bahwa negosiasi tersebut mengalami kemajuan, kata sumber tersebut.

Uni Eropa, yang juga tidak ada dalam daftar, dikatakan berada dalam posisi yang serupa.

Dalam pernyataan terpisah, Juru Bicara Yuan Eksekutif Michelle Lee (李慧芝) mengatakan Wakil Perdana Menteri Cheng Li-chiun (鄭麗君) sedang berada di Washington untuk melakukan pembicaraan mengenai tarif, namun tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.

Di antara 14 negara dalam daftar, Indonesia menghadapi tarif 32 persen, serupa dengan "tarif resiprokal" awal yang diumumkan pemerintahan Trump pada 2 April sebelum kemudian mengumumkan jeda selama 90 hari pada 9 April. Begitu juga dengan Jepang, Korea Selatan, dan Malaysia, yang dikenakan 25 persen.

Dengan mendekatnya akhir masa jeda 90 hari, Trump mengatakan ia akan mengirim surat kepada negara-negara yang telah mencapai kesepakatan dengan AS untuk memberi tahu mereka tarif apa yang akan mereka hadapi.

(Oleh Lai Yu-chen, Frances Huang, dan Muhammad Irfan)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.