Taipei, 24 Mei (CNA) St. John's University (SJU) Taiwan baru-baru ini mengadakan perlombaan memasak bagi mahasiswa Indonesia, di mana mereka lima tim berkompetisi dengan menyiapkan hidangan tradisional Nusantara.
SJU dalam rilis persnya mengatakan bahwa dalam ajang ini, proses menyiapkan bahan, memasak, hingga menata sajian, semuanya dilakukan langsung para mahasiswa.
Acara yang menarik partisipasi banyak dosen dan mahasiswa ini bertujuan untuk mendorong internasionalisasi kampus dan memperdalam pertukaran budaya, kata SJU.
Mahasiswa asal Indonesia menyajikan hidangan khas Nusantara seperti ikan goreng kunyit, sup lodeh, dan martabak, yang disertai pengenalan budaya, menghadirkan suasana kampung halaman, kata universitas yang berada di Kota New Taipei ini.
Dalam proses memasak, para peserta menunjukkan pembagian tugas yang jelas, kerja sama yang solid, dan kekompakan yang tinggi, kata SJU, dengan para dosen dan mahasiswa yang hadir menyatakan bahwa perlombaan ini bukan sekadar ajang kuliner, melainkan sebuah perjalanan budaya yang tak terlupakan.
"Memasak adalah bahasa yang melampaui batas negara," ujar Wakil Rektor SJU, Ho Tung-hao (何東晧) dalam sambutannya di lokasi acara. Ia memberikan apresiasi tinggi atas keterlibatan dan kreativitas para mahasiswa.
Ho menyatakan bahwa kampus berkomitmen menciptakan lingkungan yang beragam dan inklusif, agar mahasiswa asing dapat belajar dengan nyaman dan mengekspresikan diri dengan bebas.
Ia percaya bahwa melalui kegiatan ini, para mahasiswa bercerita lewat makanan dan menjalin pertemanan dengan senyuman, yang menjadi wujud nyata dari pembelajaran lintas budaya.
Ho mengatakan ia berharap kegiatan semacam ini dapat terus digalakkan sehingga pertukaran budaya menjadi bagian keseharian di kehidupan kampus.
Seorang mahasiswa Indonesia menyampaikan bahwa ini adalah pertama kalinya ia memperkenalkan masakan tradisional Nusantara dalam kegiatan terbuka.
Bisa memasak langsung makanan kampung halaman yang ia santap sejak kecil, dan membagikannya kepada teman-teman, terasa sangat bermakna, ujarnya.
Menurutnya, ini bukan sekadar memasak satu hidangan, melainkan menyampaikan kisah budaya dan kenangan emosional dari tanah kelahiran lewat kuliner, rilis pers SJU mencatat.
Seorang mahasiswa asal Indonesia lainnya mengungkapkan bahwa awalnya ia sangat gugup dan khawatir hasil masakannya tidak akan bagus, namun berkat saling menyemangati, diskusi bersama, dan latihan berulang, ia semakin percaya diri.
Ia tidak hanya belajar teknik memasak, tetapi juga belajar bekerja sama dengan orang-orang dari latar belakang budaya berbeda, serta memahami dan menerima satu sama lain.
Menurutnya, kegiatan ini bukan hanya perlombaan, tapi juga perjalanan pembelajaran yang mendalam, kata SJU dalam rilis persnya.
“Ini adalah hari paling berkesan dan paling membanggakan selama saya kuliah di Taiwan,” ujar seorang mahasiswa asal Indonesia lainnya dengan haru, kata SJU.
Bisa membawa cita rasa Indonesia ke dalam kampus, berinteraksi dengan teman-teman lewat bahasa dan senyuman khas tanah air, membuatnya merasa sangat bangga, menurut universitas.
Ia sangat tersentuh saat melihat teman-temannya menikmati masakan Indonesia dengan penuh sukacita, bahkan tertarik bertanya tentang cara memasaknya, kata SJU.
Selesai/ML