Taipei, 21 Mei (CNA) Stasiun Penelitian dan Peningkatan Teh (TBRS) Kementerian Pertanian Taiwan hari Selasa (20/5) mengatakan mereka telah mengembangkan jalur produksi teh hitam berbasis kecerdasan buatan (AI) pertama, yang mampu meningkatkan kapasitas hingga 75 persen.
Menurut rilis pers TBRS, teknologi ini dibangun melalui proyek pendanaan revitalisasi pedesaan 2023, dengan menciptakan jalur produksi otomatis untuk proses teh hitam dari tahap pelayuan, pelintiran, pemecahan gumpalan, fermentasi, hingga pengeringan, semua terintegrasi dengan sabuk konveyor otomatis.
Sistem cerdas ini dilengkapi kamera CCD, lanjut TBRS, di mana sensor warna daun teh, serta pengukur suhu, kelembaban, dan berat, yang semuanya dikendalikan AI untuk menjamin hasil yang stabil dan berkualitas tinggi.
Data produksi disimpan dan dikirim ke cloud secara otomatis, memungkinkan pengelola pabrik memantau kondisi dan kemajuan produksi secara waktu nyata, kata stasiun tersebut.
Jalur ini mampu mengontrol proses produksi secara presisi, menekan kesalahan manusia, menurunkan biaya, menjaga kualitas, kata TBRS.
Dibandingkan dengan sistem tradisional, kata stasiun tersebut, tenaga kerja yang dibutuhkan turun dari empat orang menjadi dua, dan kapasitas pengolahan per mesin pelintir meningkat dari 200 kg menjadi 350 kg atau meningkat 75 persen.
Stasiun itu menyatakan bahwa teknologi ini akan memperkuat daya saing teh hitam Taiwan di pasar global yang semakin menuntut kualitas tinggi.
Produsen atau petani teh yang tertarik mengadopsi teknologi ini dapat menghubungi TBRS cabang wilayah tengah di nomor 04-9285-5106, kata stasiun tersebut.
(Oleh Chang Hsiung-feng dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC