Oleh Jason Cahyadi, reporter staf CNA
Tidak adanya hubungan diplomatik resmi antara Taiwan-Indonesia membuat pejabat setingkat menteri hampir sulit melakukan kunjungan ke masing-masing wilayah, namun hal ini terjadi pada Mei 1998, di mana saat kerusuhan membara di Indonesia, tiga menteri tiba di Taiwan untuk membicarakan peluang kerja sama ekonomi.
Tepatnya pada 13 Mei 1998, selang sehari setelah tragedi Trisakti terjadi, Ginandjar Kartasasmita yang saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri; Bob Hasan yang saat itu menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Bob Hasan; dan Subiakto Tjakrawerdaya sebagai Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil datang ke Taiwan.
Dalam arsip CNA, Menteri Dewan Perencanaan dan Pengembangan Ekonomi (CEPD) Taiwan saat itu Chiang Pin-kung (江丙坤), yang menemui mereka, mengatakan Indonesia berencana membeli beras dari Taiwan untuk mengatasi masalah kekurangan pangan, namun hal tersebut masih dalam tahap negosiasi.
Rombongan tiga menteri Indonesia juga sempat bertemu Menteri Ekonomi Wang Chih-kang (王志剛). Arsip CNA menyatakan, sebelum ketiganya bertolak kembali ke Indonesia, Wang sempat meminta pemerintah Indonesia mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi warga Taiwan.
Pemerintah Taiwan akan membantu pengusaha yang mengalami kerugian akibat kerusuhan untuk mendapatkan kompensasi dari pemerintah Indonesia karena kedua belah pihak memiliki perjanjian perlindungan investasi, ujar Wang.
Wang mengatakan rencana investasi perusahaan Taiwan Sugar Corporation di Indonesia sementara dihentikan, mencatat bahwa ketidakteraturan ekonomi Indonesia telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pebisnis Taiwan.
Sementara itu, Chinese Petroleum Corporation (kini CPC Corporation Taiwan) telah menolak permintaan Indonesia untuk perusahaan milik negara tersebut melakukan pembayaran di muka, ujarnya.
Pada kunjungan singkat ini, ketiga menteri tersebut juga sempat bertemu Perdana Menteri Vincent Siew (蕭萬長). Di pertemuan yang berlangsung sekitar satu setengah jam di malam harinya, Siew mengungkapkan keprihatinannya tentang situasi kerusuhan di Indonesia.
Secara khusus, Siew, yang baru berkunjung ke Jakarta pada Januari di tahun yang sama, juga meminta Ginandjar untuk menyampaikan harapan agar pemerintah Indonesia meningkatkan perlindungan bagi pengusaha Taiwan dan warga Tionghoa di sana.
Menurut seorang juru bicara Yuan Eksekutif (Kabinet), para pejabat ekonomi Indonesia dalam pertemuan itu juga memaparkan perkembangan reformasi ekonomi di Indonesia dan hasil negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
Mengenai kerja sama ekonomi bilateral dan bantuan untuk membantu Indonesia melewati krisis keuangan, pembahasan memang sempat dilakukan, namun tidak secara mendalam dan belum ada rencana konkret yang diusulkan.
Pihak Taiwan berharap semua rencana tersebut bisa dibicarakan lebih lanjut setelah situasi dalam negeri Indonesia stabil, meskipun telah tercapai kesepahaman yang lebih konkret dalam kerja sama pelatihan di bidang pertanian dan perikanan.
Ketiga menteri Indonesia tersebut singgah di Taiwan dalam perjalanan ke Jepang. Namun, karena situasi kerusuhan yang terus memburuk di Indonesia, mereka memutuskan untuk memperpendek kunjungan dan kembali ke tanah air pada tanggal 15.
Selesai/IF