Taipei, 19 Agu. (CNA) Kementerian Luar Negeri (MOFA) Taiwan, Selasa (19/8) mengatakan pemerintah sedang memantau dengan cermat putaran baru pembicaraan tingkat tinggi di Washington yang bertujuan untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina, sambil menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan untuk Ukraina akan terus berlanjut.
"Kementerian juga terus mengikuti perkembangan terbaru dalam perang Rusia-Ukraina dan pandangan Amerika Serikat (AS), Ukraina, negara-negara Eropa, dan Rusia [terkait pembicaraan damai untuk mengakhiri konflik]," kata juru bicara MOFA Hsiao Kuangwei (蕭光偉) pada Selasa.
Taiwan akan terus memantau secara ketat situasi di Ukraina dan bekerja sama dengan komunitas internasional di bidang-bidang seperti bantuan kemanusiaan, ujar Hsiao dalam jumpa pers mingguan di Taipei.
Hsiao menyampaikan komentar tersebut saat ditanya tentang sikap pemerintah Taiwan terhadap perang Rusia-Ukraina setelah Presiden Volodymyr Zelenskyy mengunjungi Gedung Putih pada Senin untuk bertemu Presiden AS Donald Trump dalam pembicaraan baru yang bertujuan mengakhiri perang di Ukraina.
Tidak ada komitmen konkret dari pihak AS terkait keamanan Ukraina, maupun perkembangan menuju kesepakatan damai, setelah pertemuan hari Senin. Namun, Trump menyatakan optimisme tentang kemungkinan Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu di kemudian hari.
Beberapa pemimpin Eropa juga bergabung dengan pemimpin Ukraina dalam pertemuan di Gedung Putih, yang diadakan beberapa hari setelah Trump bertemu Putin di Alaska dalam sebuah konferensi yang gagal menghasilkan gencatan senjata.
Sejak invasi besar-besaran Rusia dimulai pada 24 Februari 2022, pemerintah Taiwan, bersama negara-negara yang sepandangan, berupaya membantu Ukraina, khususnya di bidang kebutuhan kemanusiaan.
Hingga Februari, Taiwan telah mengalokasikan lebih dari US$130 juta (Rp2,113 triliun) untuk proyek infrastruktur Ukraina seperti jembatan, rumah sakit, gereja, dan sekolah, sementara donasi swasta untuk negara yang dilanda perang tersebut telah melebihi US$32 juta, menurut MOFA.
Sementara itu, saat ditanya tentang pandangan Taiwan terhadap wawancara televisi Trump baru-baru ini di mana ia mengatakan Presiden Tiongkok Xi Jinping (習近平) mengatakan kepadanya bahwa ia tidak akan menginvasi Taiwan selama Trump menjabat, Hsiao menegaskan bahwa keamanan Taiwan sebagian besar bergantung pada upaya sendiri.
"Itulah sebabnya Taiwan terus meningkatkan kemampuan pertahanan diri dan ketahanan, dan kami akan terus melakukannya," tambah Hsiao.
Selesai/ja