Taipei, 21 Agu. (CNA) Biro Investigasi Kriminal (CIB) hari Selasa (19/8) memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap peningkatan penjahat keuangan yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) canggih untuk menyamar sebagai polisi dan kejaksaan.
Biro tersebut melaporkan rata-rata 530 kasus penipuan per hari pada Juli, dengan kerugian harian mencapai NT$275 juta (Rp148,51 miliar).
Penipuan yang melibatkan polisi dan kejaksaan palsu tetap menjadi salah satu yang paling merugikan, menurut data CIB. Dari Januari hingga Juli, tercatat 3.114 kasus seperti itu, menyebabkan kerugian sebesar NT$6,2 miliar -- hampir NT$2 juta per korban secara rata-rata.
Menurut biro tersebut, skema ini sering dimulai dengan panggilan yang memperingatkan bahwa rekening bank sedang dalam penyelidikan, lalu menjadi panggilan video dengan latar belakang polisi yang dihasilkan AI, seragam palsu, dan dokumen palsu. Korban ditekan untuk menyerahkan kartu bank atau mentransfer dana untuk "pemantauan".
Para pejabat mengutip kasus seorang wanita berusia 60-an yang menjadi target beberapa kali.
Ia pertama kali menerima panggilan dari seseorang yang mengaku sebagai putranya yang sangat membutuhkan uang. Beberapa pekan kemudian, seorang petugas bank palsu mengklaim rekeningnya telah ditandai dan mengalihkan panggilan ke apa yang tampak seperti kantor polisi, di mana video "pejabat" yang dihasilkan AI meyakinkannya untuk menyerahkan tabungan sebesar NT$20 juta.
CIB mendesak masyarakat untuk menganggap setiap penyebutan kartu tanda penduduk, kartu bank, pemantauan rekening, atau permintaan kerahasiaan sebagai tanda peringatan. Masyarakat diminta segera menutup telepon dan memverifikasi dengan menghubungi saluran siaga antipenipuan 165.
Selesai/JC