Taipei, 21 Apr. (CNA) Halalbihalal pekerja migran Indonesia (PMI) digelar di dekat Stasiun Kereta Taoyuan pada Minggu (20/4) oleh Pusat Layanan Pekerja Migran kota, dihadiri 300 orang termasuk PMI, warga Taiwan, serta pekerja Filipina dan Vietnam, ujar Lina, ketua panitia.
Dalam acara, juga hadir Wakil Wali Kota Taoyuan Wang Ming-jiuh (王明鉅) serta perwakilan dari otoritas imigrasi kota, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, dan Departemen Ketenagakerjaan kota.
Acara yang diadakan setiap tahun ini memang ditujukan untuk pekerja migran yang bekerja di Taiwan, di mana mereka dapat merasa seperti pulang kampung saat hadir dan makan makanan khas Indonesia yang disajikan, ujar Lina.
Kegiatan yang diadakan mulai pukul 10 pagi hingga 2 siang, menyajikan beragam acara seperti menyanyi bersama lagu-lagu Indonesia bersama grup musik pekerja migran, menampilkan peragaan busana budaya dan tari-tarian tradisional nusantara.
Di tengah-tengah acara berlangsung juga ada kegiatan makan bersama. Lina menuturkan pada CNA, sebelum acara makan ini dimulai, ia menjadi juru bicara untuk memperkenalkan masakan Indonesia, terutama yang sering dihadirkan saat perayaan Idul Fitri.
Lina menambahkan bahwa acara semacam ini juga akan diadakan kembali untuk memperingati Hari Raya Idul Adha. Ia membocorkan kegiatan tersebut kemungkinan diadakan di dekat shelter (rumah singgah) milik Departemen Ketenagakerjaan Kota Taoyuan, karena perlu tempat yang diizinkan untuk membakar sate.
Personil grup musik Three Months Ago yang ditemui CNA di akhir acara mengatakan bahwa mereka sangat senang diundang di acara tersebut.
Grup yang terdiri dari tiga PMI yang bekerja di Chiayi dan Changhua ini -- Fatur, Nofiq, dan Siswa -- menghibur para hadirin dengan lagu pop rock yang mereka bawakan secara akustik.
“Band kami ini baru terbentuk tiga bulan yang lalu. Kami sebenarnya memang latar belakangnya sebagai anak band. Kami secara pribadi sering manggung di acara PMI. Namun, baru kali ini kita bertiga manggung secara bersama-sama,” ujar Fatur yang bekerja di Changhua.
Saat ditanya bagaimana mengatur waktu untuk latihan, mereka berujar harus membagi waktu di hari Minggu jika tidak bekerja atau lembur.
Ketiganya juga memberikan pesan bagi PMI untuk secara aktif mengisi waktu liburnya dengan hal-hal positif seperti mengembangkan hobi.
“Kreativitas tanpa batas itu harus ditonjolkan. Jadi kalau ada waktu senggang libur, lebih baik ikut acara-acara yang dapat mengembangkan bakat kita,” ujar Fatur sebagai gitaris.
“Kita harus menunjukkan bakat dengan mengikuti acara-acara PMI seperti ini. Jadi kalau ada waktu libur, usahakan ikut acara-acara yang positif seperti ini,” ujar Nofiq yang berasal dari Sragen, Jawa Tengah.
“Mumpung selama di Taiwan, kita mendapat fasilitas lengkap seperti kesehatan, transportasi umum yang baik dan lain-lainnya, jadi kalau punya bakat dikembangin saja,” ujar Siswa.
“Mumpung tinggal di luar negeri harus banyak belajar mengembangkan bakat, jadi nanti kalau pulang ke Indonesia bisa menggunakan bakat atau hobi kita untuk mendatangkan keuntungan,” ujar pria yang telah enam tahun bekerja di Changhua itu.