Autopsi: Bayi baru lahir ditemukan tewas di Chiayi setelah ditinggal di rumah kosong

10/04/2025 15:20(Diperbaharui 10/04/2025 15:20)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Seorang polwan di dekat tempat bayi baru lahir yang ditemukan meninggal di Kelurahan Budai, Kabupaten Chiayi pada 2 April 2025. (Sumber Foto : Kepolisian setempat)
Seorang polwan di dekat tempat bayi baru lahir yang ditemukan meninggal di Kelurahan Budai, Kabupaten Chiayi pada 2 April 2025. (Sumber Foto : Kepolisian setempat)

Taipei, 10 Apr. (CNA) Seorang bayi baru lahir yang ditemukan tewas di depan sebuah rumah kosong di Kelurahan Budai, Kabupaten Chiayi pekan lalu ternyata masih hidup saat ditinggalkan, sementara penyebab pasti kematian masih sedang dikonfirmasi, kata kejaksaan.

Kantor Kejaksaan Distrik Chiayi mengatakan bahwa autopsi yang dilakukan pada Rabu menemukan bahwa bayi laki-laki baru lahir itu memiliki berat 2,523 kilogram dan tidak menderita penyakit bawaan.

Hasil laporan toksikologi dan pemeriksaan mikroskopis diperlukan untuk menentukan penyebab kematian, kata kantor tersebut.

Kejaksaan mengatakan bahwa ibu bayi dan suaminya, yang sedang dipenjara, telah memiliki seorang anak perempuan berusia satu tahun, yang dititipkan kepada orang tuanya di Budai sementara sang ibu bekerja di Taiwan selatan untuk menghidupi keluarga.

Pada Juli tahun lalu, sang ibu mengetahui bahwa dirinya kembali hamil dan pulang ke rumah orang tuanya di Budai. Ia mencoba menyembunyikan kehamilan itu dan tidak menjalani pemeriksaan kehamilan sama sekali, menurut kejaksaan.

Kejaksaan menyatakan bahwa pada 29 Maret, ia melahirkan seorang bayi laki-laki, dan karena tidak tahu harus berbuat apa, ia membawa bayi itu ke sebuah rumah kosong di sekitar lokasi dan meninggalkannya di sana.

Beberapa waktu kemudian, ia kembali ke rumah tersebut pada malam hari dan menemukan bayinya telah meninggal dunia. Ia kemudian membersihkan tubuh bayi itu dan menaruhnya di dalam sebuah kotak kardus di depan rumah tersebut. Bayi itu dilaporkan ke polisi dan ditemukan pada 2 April.

Polisi menangkap sang ibu keesokan harinya.

Kejaksaan saat itu mengajukan permohonan penahanan terhadap sang ibu, dengan alasan ia mungkin mencoba melarikan diri dan juga demi keselamatannya sendiri, mengingat kondisi emosionalnya yang tidak stabil saat diperiksa.

Namun, Pengadilan Distrik Chiayi menolak permohonan tersebut, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan sang ibu yang buruk serta ikatan kuat dengan anak dan orang tuanya, sehingga dianggap tidak berisiko melarikan diri.

Pengadilan juga mencatat bahwa sang ibu telah mengaku selama pemeriksaan dan bahwa Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada umumnya melarang penahanan terhadap ibu yang baru melahirkan dalam dua bulan terakhir, kecuali benar-benar diperlukan.

Pengadilan memerintahkan pembebasan tanpa jaminan.

Dalam pernyataannya pada Rabu, kantor kejaksaan mengatakan bahwa mereka sedang mempertimbangkan untuk mendakwa ibu tersebut dengan tuduhan penelantaran yang mengakibatkan kematian, yang dapat dikenai hukuman penjara antara 7 tahun hingga seumur hidup.

Bergantung pada hasil pemeriksaan mengenai keadaan seputar kematian bayi, ibu tersebut juga dapat dikenai tuduhan menyebabkan kematian anak "Dalam keadaan tidak dapat dihindari" segera setelah melahirkan, yang diancam hukuman penjara 6 bulan hingga 5 tahun, kata kejaksaan.

(Oleh Huang Kuo-fang, Matthew Mazzetta, dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.