Kaohsiung, 6 Mar. (CNA) Dewan Urusan Kelautan (OAC) Taiwan baru-baru ini mengimbau masyarakat untuk tidak mendorong hewan yang terdampar kembali ke laut dan sebaliknya melaporkannya ke pihak berwenang untuk meningkatkan peluang mereka bertahan hidup.
"Paus dan penyu adalah hewan yang bernapas menggunakan paru-paru," kata laporan tentang terdamparnya paus, lumba-lumba, dan penyu yang diterbitkan Jaringan Pertolongan Satwa Laut (MARN) dan Direktorat Jenderal Pelestarian Laut (OCA) OAC pada Senin (3/3).
"Jika mereka didorong kembali ke laut tanpa evaluasi, mereka mungkin tidak dapat mengapung untuk bernapas akibat kelelahan fisik, atau kehilangan keseimbangan dan menghirup air laut ke saluran pernapasan mereka, yang dapat menyebabkan dampak serupa tenggelam pada manusia," menurut peringatan dalam laporan tersebut.
OAC mencatat sebanyak 159 kasus terdamparnya paus dan lumba-lumba di Taiwan pada 2024, dengan 135 di antaranya ditemukan mati dan 24 dalam kondisi hidup.
Selain itu, 237 ekor penyu laut mati dan 88 ekor dalam kondisi hidup juga ditemukan terdampar di pantai-pantai Taiwan tahun lalu.
Laporan tersebut menyoroti setidaknya empat kasus di mana masyarakat berusaha mendorong paus dan lumba-lumba kembali ke laut sebelum tim penyelamat profesional tiba, yang mengakibatkan hewan-hewan tersebut tenggelam atau mati akibat cedera lainnya.
OCA mengimbau masyarakat untuk segera menghubungi Penjaga Pantai Taiwan melalui nomor 118 atau otoritas konservasi kelautan setempat jika menemukan satwa laut yang terdampar atau dalam kondisi berbahaya.
Laporan itu juga mencatat bahwa jumlah kasus terdampar tertinggi tahun lalu terjadi di Kabupaten Lienchiang (lebih dikenal sebagai Kepulauan Matsu) dan Kabupaten Yilan di pesisir timur Taiwan.
Selesai/ML