Taipei, 10 Okt. (CNA) Hari Nasional Double Tenth dirayakan di Taiwan, menandai perubahan corak kepemimpinan dari monarki Tiongkok ke republik, masyarakat Indonesia di Taiwan juga punya harapan ke depan bagi Taiwan di hari penuh makna ini.
Warga Indonesia di Taiwan telah menjadi bagian integral dari masyarakat Taiwan, bersama migran lainnya dari Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam. Tercatat ada sekitar 300 ribu pekerja Indonesia di Taiwan, belum termasuk pelajar di berbagai tingkat, pekerja profesional, migran baru yang menetap melalui pernikahan, dan mereka yang telah mengubah kewarganegaraan menjadi Warga Negara Taiwan.
Tidak heran kalau kemudian bagi sebagian orang Indonesia, Taiwan sudah menjadi seperti rumah kedua dengan berbagai harapan di hari nasional ini.
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Febriyanti Rukmana kepada CNA, Kamis (10/10).
Febri berharap hubungan antara Indonesia dan Taiwan, serta antara pelajar dari kedua negara, dapat terus terjalin dengan baik.
Menurut Febri, pendidikan dan pertukaran budaya adalah jembatan yang menghubungkan Indonesia dan Taiwan. Ia pun percaya, dengan kolaborasi yang erat, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
“Selamat Hari Nasional Taiwan kepada seluruh masyarakat Taiwan. Sebagai perwakilan pelajar Indonesia di Taiwan, kami mengucapkan selamat kepada semua yang merayakan hari bersejarah ini,” kata Febri.
Ketua Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Taiwan, Muhammad Ghofur menyebut sebagai perwakilan organisasi Islam Indonesia di Taiwan, ia berharap Taiwan ke depan semakin ramah Muslim dan migran.
"Selamat hari Nasional Taiwan, harapanya Taiwan bisa memberikan harapan besar bagi warga muslim di Taiwan serta lebih memberikan tambahan fasiltas tempat Ibadah di area publik, makanan halal yang bisa di dapat di setiap mini market di Taiwan," kata Ghofur.
Sementara Fajar, ketua SBIPT mewakili pekerja sektor rumah tangga berharap di hari nasional ini, Taiwan ke depan hendaknya mendapatkan pengakuan dan perlindungan lebih baik atas hak-hak sebagai pekerja migran khususnya Pembantu Rumah Tangga (PRT), serta ada peningkatan perbaikan kondisi kerja dan regulasi/sistem yang lebih baik agar dapat berperan serta pada ekonomi negara dengan lebih baik.
"Adanya benar-benar dukungan dari pemerintah untuk kesejahteraan dan peningkatan kwalitas hidup bagi keluarga dan masyarakat baik di negara kami sendiri ataupun di Taiwan," ucap Fajar.
Selesai/JA