Pekerja paruh waktu di Taiwan bunuh diri diduga karena dirundung atasan

28/08/2024 19:22(Diperbaharui 28/08/2024 19:30)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)
Foto untuk ilustrasi semata. (Sumber Foto : Pixabay)

Taipei, 28 Agu. (CNA) Seorang pekerja paruh waktu di Taiwan Insurance Institute (TII) baru-baru ini bunuh diri, diduga karena ditekan dan dirundung di tempat kerjanya.

Mendiang, seorang pria bermarga Liu (劉), tahun ini lulus ujian masuk program magister di National Taipei University of Technology (NTUT). Ia diduga dipaksa memilih antara pendidikan atau pekerjaan oleh atasannya di TII. Karena kondisi ekonominya yang lemah, Liu akhirnya memilih bunuh diri.

Lo Tai-sheng (羅台生), yang pernah mengajar Liu di universitas tersebut, tidak bisa tinggal diam dan menuduh institut tersebut melakukan perundungan di tempat kerja.

Dalam wawancara dengan CNA hari Senin (26/8), Lo menyatakan bahwa Liu adalah salah satu mahasiswanya yang sangat baik dan rajin, dan meskipun kondisi ekonominya tidak baik, Liu tetap berusaha menyelesaikan studinya di kelas malam. Ia pun terus menjaga hubungannya dengan mendiang.

Lo mengatakan Liu lulus ujian masuk program magister di NTUT tahun ini dan dijadwalkan memulai kuliah pada bulan September, namun, karena jadwal kuliahnya, ia harus cuti setiap Rabu untuk menghadiri kelas.

Karena ini, kata Lo, atasan Liu di TII memberitahunya bahwa jika ia ingin melanjutkan kuliah, ia harus menandatangani surat pengunduran diri secara sukarela. Namun, Liu berasal dari keluarga miskin dan sangat membutuhkan gaji kecil tersebut untuk bertahan hidup, kata Lo.

Lo menyebutkan bahwa setelah Liu meminta bantuan padanya, ia meminta bantuan dari kantor anggota Dewan Kota Taipei, Angela Ying (應曉薇), untuk mengadakan mediasi antara Departemen Ketenagakerjaan (DOL) Kota Taipei dan TII pada awal September.

Namun, menurut Lo, atasan Liu menyatakan bahwa mereka adalah lembaga pemerintah pusat, sehingga DOL Kota Taipei tidak memiliki kewenangan atas mereka.

Lo juga mengatakan, Liu mengalami perundungan di tempat kerja yang menyebabkan kerusakan psikologis, dan meskipun memiliki bukti medis, atasannya di TII tetap mengatakan kepada Liu bahwa "Tidak ada gunanya mencari bantuan."

Lo mengatakan bahwa Liu, yang ketakutan, merasa tidak bisa kehilangan pekerjaannya, tetapi di sisi lain juga tidak bisa melanjutkan studinya meskipun telah berusaha keras lulus ujian masuk program magister. Pukulan psikologis ini membuat Liu merasa putus asa dan akhirnya bunuh diri, kata Lo.

Menanggapi kejadian ini, TII hari Senin menyatakan melalui siaran pers bahwa mereka menghormati pandangan publik, namun karena masalah ini terkait privasi individu, mereka harus menanganinya sesuai peraturan dengan hati-hati.

Mereka juga telah segera melakukan investigasi internal untuk menyelidiki penyebab kejadian, memperjelas fakta dan tanggung jawab, dan akan menjatuhkan hukuman sesuai dengan ketentuan, tambah TII.

TII juga menyatakan mereka akan meninjau sistem manajemen internal, saluran pengaduan karyawan, cara komunikasi dan interaksi antara atasan dan karyawan, serta memperketat pengawasan terhadap sikap semua atasan.

TII menegaskan semua atasan harus menangani permohonan cuti atau izin karyawan sesuai peraturan ketenagakerjaan dan aturan kerja pusat.

Selain itu, pada Selasa sore, TII juga mengadakan rapat dewan darurat, di mana institut tersebut melaporkan kronologi kejadian, mengonfirmasi tindakan disiplin terhadap staf terkait, serta membahas rencana pencegahan pelanggaran di tempat kerja dan prosedur penanganan insiden perundungan ke depannya.

Ketua TII, Chien Chung-ming (簡仲明), juga telah secara resmi mengajukan pengunduran dirinya kepada seluruh dewan, dan akan meninggalkan jabatannya sebagai Ketua Dewan serta Ketua TII setelah urusan terkait diselesaikan.

TII menyatakan bahwa setelah insiden terjadi, mereka segera membantu keluarga Liu dengan urusan pemakaman, menyelesaikan penyelidikan internal untuk mengungkap fakta dan menentukan pihak yang tanggung jawab, serta menghukum sesuai peraturan.

(Oleh Chang Ai, Phoenix Hsu, Hsieh Fang-yu, dan Jason Cahyadi)

Selesai/IF

Hargai hidup, bunuh diri tidak bisa menyelesaikan masalah. Hidup pasti bisa menemukan jalan keluarnya. Jika Anda memerlukan konsultasi atau bantuan terkait, silakan hubungi saluran siaga Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan 1925 atau Kementerian Ketenagakerjaan 1955 (tersedia layanan bahasa Indonesia).

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.