Taipei, 24 Juni (CNA) Seekor tapir asia yang dipinjamkan ditemukan mati di dalam petinya setelah tiba di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan pada Jumat malam (21/6) dari Jepang, kemungkinan besar disebabkan oleh stres panas, kata Kebun Binatang Taipei pada hari Senin.
Tapir yang bernama Hideo tersebut sedang dalam perjalanan ke Taipei dari Kebun Binatang Yokohama (Zoorasia) Jepang sebagai bagian dari program pertukaran.
Lai Yen-hsueh (賴燕雪), Kepala Balai Veteriner Kebun Binatang Taipei mengatakan bahwa ada bercak darah di dalam dan di luar peti hewan yang terancam punah itu, sementara hewan tersebut memiliki luka goresan yang besar di kepalanya dan luka serius di kuku-kukunya.
Autopsi menunjukkan otot putih, banyak perdarahan, dan tidak ada penggumpalan di dalam tubuh. Selain itu, suhu inti Hideo mencapai 41 derajat Celsius saat tiba di kebun binatang, kata Lai.
Analisis awal menyimpulkan bahwa Hideo menderita kegagalan sirkulasi akut, koagulopati, dan edema paru yang diakibatkan oleh stres panas. Kemungkinan penyakit menular telah tersingkirkan, kata Lai.
Suhu inti tubuh mamalia biasanya sekitar 36-37 derajat, kata juru bicara Kebun Binatang Taipei Eric Tsao (曹先紹). Ia pun mengatakan bahwa stres panas terjadi ketika suhu inti tubuh hewan naik karena kecemasan, bukan karena suhu sekitar.
Saat ini masih belum jelas apa yang menyebabkan hewan tersebut merasa stres, tetapi jelas bahwa hewan tersebut telah berjuang melawan kecemasan selama beberapa waktu tertentu, kata Tsao.
Kebun binatang akan bekerja sama dengan pihak Jepang untuk menelusuri kembali dan menyimpulkan prosedur transportasi untuk menjelaskan alasan tersebut, kata Tsao.
Kebun binatang akan belajar dari pengalaman ini untuk proyek-proyek yang serupa di masa depan, merencanakan secara lengkap, menghilangkan segala risiko yang mungkin, dan melakukan semua perbaikan yang bisa dilakukan, kata Tsao.
Selesai/ML