Taipei, 12 Mei (CNA) Pembaruan pada laman web Yuan Eksekutif (Kabinet) tentang kelompok etnis di Taiwan memicu keributan selama akhir pekan, setelah para pengkritik mengatakan ada upaya sengaja untuk mengaburkan etnis Han Tionghoa yang merupakan mayoritas penduduk.
Kisah ini pertama kali mendapat perhatian pada Sabtu (10/5), ketika seorang pengguna di forum web PTT mencatat bahwa laman web Kabinet berjudul "Kelompok etnis" telah menghapus bagian yang menyebutkan Han Tionghoa sebagai kelompok etnis terbesar di Taiwan, yang mencakup 96,4 persen dari total populasi.
Versi revisi dari halaman tersebut, yang diperbarui per 24 Maret, menyatakan bahwa dari rumah tangga yang terdaftar di Taiwan, 2,6 persen berasal dari kelompok Penduduk Asli, 1,2 persen berasal dari luar negeri, sementara 96,2 persen adalah "Sisa populasi."
Ketika perubahan ini diangkat media, kritik tajam dilayangkan berbagai pihak di oposisi utama Kuomintang (KMT), yang memandangnya sebagai upaya pemerintah yang dipimpin Partai Progresif Demokratik (DPP) untuk menutupi hubungan Taiwan dengan Tiongkok.
Legislator KMT Chen Ching-hui (陳菁徽) mengecam kata-kata di halaman tersebut sebagai "Benar-benar absurd," mempertanyakan mengapa kelompok minoritas yang hanya 3,8 persen dari populasi diberi label jelas, sementara 96 persen lainnya hanya disebut secara samar sebagai "Sisa populasi."
Pengaburan komposisi etnis Taiwan ini "Tidak hanya tidak membantu dalam hal transparansi informasi, tetapi juga menimbulkan kecurigaan tentang motif di baliknya," ujarnya.
Dalam pernyataan kepada wartawan pada Sabtu malam, juru bicara Yuan Eksekutif Michelle Lee (李慧芝) mengatakan pemerintah menerbitkan informasi semacam itu setiap tahun, dan bagian etnisitas didasarkan pada definisi yang ditemukan dalam berbagai undang-undang.
Pada Desember 2022, anggota Yuan Kontrol Hung Yi-chang (鴻義章) mengatakan istilah Han Tionghoa mencakup berbagai kelompok, termasuk orang Hoklo, Hakka, dan imigran pasca-Perang Saudara Tiongkok, kata Lee.
Atas dasar itu, Hung mengatakan penggunaan "Han" dan "Penduduk Asli" sebagai dua kelompok populasi besar tidak kondusif untuk menghilangkan diskriminasi rasial atau mempromosikan kesetaraan, dan menyarankan Departemen Registrasi Rumah Tangga menyesuaikan kata-kata di halaman tersebut, kata Lee.
Lee mengatakan bahwa di Taiwan, hanya orang Penduduk Asli yang secara hukum mendaftarkan status etnis mereka, sementara statistik penduduk asing didasarkan pada catatan registrasi rumah tangga pertama mereka.
Meskipun tidak ada statistik rinci tentang kelompok etnis lain, akan tidak akurat untuk mengklasifikasikan mereka semua sebagai Han Tionghoa, katanya, meskipun dia mengakui bahwa orang Hoklo, Hakka, dan imigran pasca-perang dari Tiongkok semuanya merupakan bagian dari kelompok Han Tionghoa.
Oleh karena itu, penyesuaian kata-kata di laman web tersebut dibuat berdasarkan fakta, dan bukan karena pertimbangan politik apa pun, kata Lee.
Selesai/JA