TSIPS: Telah rampungkan verifikasi jejak karbon produksi jamur king oyster

10/02/2025 15:34(Diperbaharui 10/02/2025 15:34)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Stasiun Peningkatan dan Perbanyakan Benih Taiwan)
(Sumber Foto : Stasiun Peningkatan dan Perbanyakan Benih Taiwan)

Taipei, 10 Feb. (CNA) Stasiun Peningkatan dan Perbanyakan Benih Taiwan (TSIPS) hari Jumat (7/2) mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan verifikasi jejak karbon untuk jamur king oyster kemasan 400 gram.

Saat ini, laporan tersebut sedang dalam tahap verifikasi pihak ketiga, dan nantinya akan diajukan ke Kementerian Lingkungan Hidup (MOENV) untuk mendapatkan label karbon, kata pusat pembibitan di bawah Kementerian Pertanian (MOA) Taiwan tersebut.

TSIPS hari Jumat mengeluarkan rilis pers yang menyebutkan mereka telah bekerja sama dengan King of Mushroom CO. untuk melakukan perhitungan jejak karbon pada produk produsen jamur tersebut, jamur king oyster dalam kemasan 400 gram.

Chen Jen-ren (陳哲仁), Kepala Bagian Penelitian di TSIPS, menjelaskan bahwa data dikumpulkan selama proses produksi tahunan.

Ia mengatakan pihaknya juga menggandeng Pusat Pengembangan Keberlanjutan Industri National Cheng Kung University (NCKU) untuk membantu menyelesaikan perhitungan jejak karbon produk ini. 

Dari hasil analisis, tahap produksi menyumbang 81,13 persen dari total emisi, bahan baku menyumbang 16,55 persen, penggunaan produk menyumbang 2,32 persen, dan pembuangan limbah hanya 0,01 persen, menurut laporan yang dihasilkan.

Saat ini, kata Chen, TSIPS telah mengajukan permohonan verifikasi pihak ketiga ke Agricultural Technology Research Institute (ATRI), di mana setelah laporan tersebut lolos verifikasi, mereka akan mengajukan permohonan label karbon ke MOENV.

Menurut Chen, proses perhitungan jejak karbon juga membantu mengidentifikasi titik panas emisi dalam produksi.

Dengan informasi ini, teknologi dapat dikembangkan untuk mengurangi emisi lebih lanjut, ujarnya, seraya mencontohkan bahwa dalam produksi jamur king oyster, tahap budidaya selama 20 hari pada suhu konstan 25 derajat Celsius menjadi penyebab utama emisi karbon. 

Dari jumlah total emisi di tahap produksi, penggunaan listrik peralatan menyumbang 60,6 persen, sementara kebocoran refrigeran menyumbang 6,15 persen, kata Chen.

Untuk mengatasi hal ini, ia mengatakan bahwa produsen telah berencana melakukan perbaikan proses.

(Oleh Yang Shu-min dan Antonius Agoeng Sunarto)

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.