Taipei, 4 Okt. (CNA) Pihak imigrasi Taiwan mengatakan pada Kamis sore (3/10) bahwa mereka telah mendeportasi pasangan Tiongkok yang dituduh mengganggu acara pro-demokrasi di Taipei yang diselenggarakan penduduk Hong Kong.
Dalam siaran pers, Direktorat Jenderal Imigrasi (NIA) mengatakan bahwa pria asal Tiongkok bermarga Yao (姚) dan istrinya telah dikawal petugas imigrasi ke Bandara Internasional Taiwan Taoyuan, di mana mereka naik pesawat ke negara asalnya sebelum tengah hari Kamis.
Selain itu, badan imigrasi tersebut mengatakan bahwa mereka mencabut izin masuk pasangan asal Tiongkok tersebut, dengan alasan melanggar Peraturan yang Mengatur Persetujuan Masuknya Orang dari Area Daratan ke Area Taiwan.
Menurut NIA, pasangan tersebut mengajukan permohonan untuk mengunjungi anggota keluarga di Taiwan pada akhir September, tetapi keluarga yang mereka maksud sudah tidak berada di Taiwan sejak Juli.
NIA mengatakan warga negara Tiongkok tersebut menyadari bahwa mereka telah melanggar aturan.
Dalam pernyataan terpisah yang dikeluarkan pada hari Kamis, Dewan Urusan Tiongkok Daratan (MAC) -- lembaga pemerintah tertinggi Taiwan yang menangani urusan lintas selat -- mengecam pasangan tersebut karena menyalahgunakan sistem.
Namun, MAC tidak menjelaskan mengapa lembaga pemerintah Taiwan gagal mendeteksi pelanggaran semacam itu saat meninjau aplikasi pengunjung Tiongkok.
Agensi tersebut hanya merespons dengan mengatakan bahwa pemerintah akan meninjau aplikasi dengan lebih ketat di masa depan.
Pelanggaran aturan imigrasi oleh pasangan asal Tiongkok tersebut baru terungkap setelah mereka dituduh mengganggu acara prodemokrasi di distrik belanja Ximending Taipei yang diselenggarakan sekelompok warga Hong Kong di Taiwan pada Selasa malam.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada hari Rabu, kelompok Hong Kong yang disebut "Oct. 1 Action Team" mengatakan bendera mereka, yang dicetak dengan slogan protes "Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita," dilemparkan ke tanah oleh salah satu pasangan asal Tiongkok tersebut.
Slogan tersebut menjadi terkenal selama protes anti-Beijing yang mengguncang kota tersebut pada 2019, dan sekarang telah dilarang di Hong Kong di bawah Hukum Keamanan Nasional Partai Komunis Tiongkok yang otoriter.
"Hari ini adalah Hari Nasional Tiongkok, dan saya tidak akan mengizinkan jenis bendera ini ditampilkan di sini," kata Yao, menurut klip video yang dirilis oleh kelompok tersebut dan Radio Free Asia (RFA), layanan berita yang didanai pemerintah AS.
Klip video juga menunjukkan Yao terlibat dalam pertengkaran dengan sejumlah peserta aksi.
Yao mengatakan "Baik Taiwan dan Hong Kong adalah bagian dari Tiongkok" sebelum seorang polisi membawa pasangan tersebut pergi dari tempat kejadian, menurut rekaman tersebut.
Dalam pernyataannya, MAC memperingatkan warga negara Tiongkok agar tidak membuat "Pernyataan yang merugikan status otonomi Taiwan" atau terlibat dalam "Tindakan yang merusak kedaulatan negara" saat berada di Taiwan, dengan mengutip Peraturan yang Mengatur Persetujuan Masuknya Orang dari Area Daratan Utama ke Area Taiwan.
Pasal 12 dari peraturan tersebut menetapkan bahwa warga negara Tiongkok yang mengunjungi Taiwan berisiko dicabut izin masuknya jika mereka "Melakukan tindakan yang tidak pantas yang melanggar prinsip kesetaraan dan martabat."
Selesai/JC