Festival dokumenter Taiwan dibuka di Bangkok

23/11/2024 12:50(Diperbaharui 23/11/2024 12:50)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Festival Film Dokumenter Taiwan di Thailand 2024 dibuka di Bangkok Selasa malam. (Sumber Foto : CNA, 19 November 2024)
Festival Film Dokumenter Taiwan di Thailand 2024 dibuka di Bangkok Selasa malam. (Sumber Foto : CNA, 19 November 2024)

Bangkok, 23 Nov. (CNA) The Taiwan Documentary Film Festival di Thailand 2024 dibuka di Bangkok pada Selasa (19/11), termasuk dokumenter dan film fitur, yang akan diputar di House Samyan hingga 24 November.

Acara ini diselenggarakan oleh Divisi Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Taiwan (MOC) di Thailand bersama Documentary Club Thailand. Festival ini juga akan digelar di Chiang Mai di utara dan Songkhla di selatan.

Semua film dilengkapi dengan takarir bahasa Thailand dan Inggris, membuatnya lebih mudah diakses oleh penonton yang lebih luas, menurut laman Facebook resmi festival tersebut.

Festival dibuka dengan Millennium Mambo (2001) versi digital 4K, karya sutradara Hou Hsiao-Hsien (侯孝賢), dengan tiket yang habis terjual hanya beberapa jam setelah dirilis.

Dalam sambutannya, Kuei Yeh-chin (桂業勤), kepala Divisi Kebudayaan MOC di Thailand, mengatakan bahwa rangkaian film tahun ini memperkenalkan tren terbaru perfilman Taiwan kepada penonton. Ia berharap festival ini dapat memperkenalkan industri film Taiwan ke kancah dunia.

Wiwat Lertwiwatwongsa, kurator festival film tersebut, mengatakan bahwa acara tahun ini dibagi menjadi tiga kategori -- dokumenter, film fitur, dan fiksi ilmiah.

Wiwat menjelaskan, dokumenter yang dipilih mengusung tema boundaryless home (rumah tanpa batas), menceritakan kisah individu yang menjadikan Taiwan rumah mereka atau meninggalkan Taiwan untuk membangun rumah di tempat lain, baik itu imigran, pekerja, seniman, maupun pelancong.

Sebagai contoh, Wiwat menyebutkan film A Performance in the Church (2024) karya Hsu Chia-Wei (許家維), yang menggabungkan elemen kolonialisme Spanyol di Taiwan dengan seni dan musik.

Film From Island to Island (2024) karya Lau Kek-huat (廖克發) mengangkat kisah masyarakat Taiwan di bawah penjajahan Jepang, sementara Diamond Marine World (2023) menceritakan perjalanan hidup seorang pengusaha Taiwan di Myanmar.

Menurut Wiwat, seluruh dokumenter tersebut berbicara tentang "rumah" atau bagaimana seseorang menemukan makna rumah di dunia modern, di mana semua orang adalah warga global yang sering berpindah-pindah.

Selain memutar film, Liao dan Hsu juga akan menghadiri diskusi pasca-pemutaran di mana mereka berinteraksi dengan penonton, katanya.

Selain itu, dokumenter Absent Without Leave karya Lau, yang diputar dalam sesi khusus untuk wartawan asing di Foreign Correspondents' Club of Thailand pada Senin, berhasil meninggalkan kesan mendalam. Menurut Wiwat, penonton terlibat dalam diskusi mendalam bersama Lau setelah pemutaran film.

(Oleh Flor Wang, Lu Hsin-hui, dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/ ML

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.