Tiga delegasi Indonesia berpartisipasi dalam konferensi musik TMEX, hubungkan musik Taiwan-Asia Tenggara

08/09/2024 11:33(Diperbaharui 26/09/2024 19:02)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Bagas Indyatmo (bertopi dan kacamata) dari Jazz Gunung Indonesia memaparkan materinya di acara Taipei Music Expo di Taipei Music Center Nangang, Minggu 8 September 2024 (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)
Bagas Indyatmo (bertopi dan kacamata) dari Jazz Gunung Indonesia memaparkan materinya di acara Taipei Music Expo di Taipei Music Center Nangang, Minggu 8 September 2024 (Sumber Foto : Dokumentasi CNA)

Taipei, 8 Sep. (CNA) Tiga delegasi Indonesia menghadari konferensi musik TMEX (Taipei Music Expo) yang digelar di Taipei Music Center pada 7 hingga 8 September, menghubungkan jejaring musik Taiwan dengan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Kepada CNA, Bagas Indyatmono, salah satu delegasi Indonesia dan merupakan CEO dari festival jazz tahunan, Jazz Gunung Indonesia, mengatakan kedatangannya ke Taiwan adalah untuk berbagi pengalaman terutama dalam penyelenggaraan festival musik internasional yang telah ia geluti sejak 2009.

Kepada CNA, Bagas yang mengisi satu panel diskusi dengan tajuk “Peta Jalan Utama: Mendalami Dunia Festival Musik Internasional” yang digelar pada Minggu (8/9) menyebut kalau forum seperti ini tidak hanya menjadi sarana untuk memperkenalkan musik Indonesia kepada audiens Taiwan dan lebih luas lagi Asia, tetapi sebagai pelaku musik Indonesia juga menyerap banyak informasi dari apa yang sudah dilakukan Taiwan dalam bidang musik.

“Kayak misalnya di expo ini kami lihat ada festival di Taiwan yang justru mulainya dari jam 8 malam sampai jam 5 pagi, ini kan luar biasa sekali,” kata Bagas.

Bagas tak mengelak kalau pengetahuan penggemar musik Indonesia pada musik populer Taiwan belum begitu besar, begitu juga sebaliknya.

Namun bukan berarti itu menjadi halangan, apalagi Bagas juga melihat suku penduduk asli Taiwan yang punya festival musik di antaranya Amis Musik Festival di Taitung yang secara budaya sangat dekat dengan budaya Austronesia di Indonesia.

“Justru mungkin masuknya bisa dari kesamaan kultural seperti ini,” kata Bagas.

Penyelenggaraan yang rapi

Para delegasi lainnya, Donny Heru dari Amity Asia turut apresiasi acara seperti ini. Menurutnya, dari pengalaman mereka mengikuti konferensi musik di Amerika Serikat, Inggris, atau Asia seperti Singapura, penyelenggaraan TMEX di Taipei terbilang rapi.

Dari kini ke kanan, Bagas Indyatmono dari Jazz Gunung Indonesia; Donny Heru dari Amity Asia; dan Anom Darsana dari Antida Musik Indonesia di TMEX 2024 Taipei, Foto CNA 8 September 2024.
Dari kini ke kanan, Bagas Indyatmono dari Jazz Gunung Indonesia; Donny Heru dari Amity Asia; dan Anom Darsana dari Antida Musik Indonesia di TMEX 2024 Taipei, Foto CNA 8 September 2024.

Ia memiliki panduan yang jelas dan mata acara yang padat namun tetap berkesan karena melibatkan delegasi untuk interaksi langsung dengan pemangku kebijakan di kancah industri musik Taiwan.

Selain itu kuratorial dari pelaku industri musik Taiwan juga menarik terlihat dari gerai musik festival dan musik label Taiwan yang ditampilkan selama expo.

Donny yang membawahi sejumlah artis seperti penyanyi hip hop Mario Zwinkle dan band Mandja, menambahkan bahasa mungkin menjadi kendala keterkenalan musik Indonesia di Taiwan begitu juga sebaliknya, namun ia optimistis hal ini bisa dikejar lewat promosi yang baik serta ditunjang dengan kerja sama yang berkesinambungan.

“Misalnya saya lihat ada penampilan band namanya Kingdom of Rain. Musik mereka ber-genre new wave (musik pop elektronik yang populer di tahun 1980-an) dengan lirik Mandarin, tetapi tetap kalau musiknya asyik ya tentu bisa diterima,” kata Donny yang juga mengerjakan festival musik LaLaLaFest di Jakarta.

Anom Darsana dari Antida Musik Indonesia yang menggelar banyak festival musik di Bali mengatakan expo ini menjadi salah jembatan yang baik antara Indonesia dan Taiwan. Menurut dia konferensi ini sangat berkesan baginya karena tim yang solid, penyelenggaraan yang baik, dan tempat serta peralatan yang mumpuni.

"Tata kelola yang juga baik tentunya dan mereka bahkan membuatnya di tempat yang merupakan pusat musiknya kan, Taipei Music Center," kata Anom seraya mempromosikan festival yang digarapnya yakni Bali Spirit Festival Ubud Folk Festival dan Ubud Writers and Readers Festival.

Anom Darsana dari Antida Musik Indonesia di gerai TMEX, Foto CNA 8 September 2024.
Anom Darsana dari Antida Musik Indonesia di gerai TMEX, Foto CNA 8 September 2024.

Menurut Anom, sangat mungkin ke depannya festival yang ia garap juga akan menghadirkan artis dari Taiwan begitu juga ia harap sebaliknya.

“Saya kagum melihat begitu beragamanya festival musik yang dimiliki Taiwan, dalam setahun bisa ada beberapa festival dan semua dengan ciri khas masing-masing,” kata Anom yang juga menjalankan Ubud Village Jazz Festival dari 2013.

Koneksi musik Taiwan-Asia

TMEX adalah salah satu sesi panel internasional yang mengundang sejumlah pegiat musik dari luar negeri terutama Asia ke Taiwan. Dalam forum ini, sejumlah pemangku kebijakan mengulas isu hangat di kancah industri musik.

Pada penyelenggaraan pertamanya di tahun ini, TMEX mengadakan empat sesi dalam dua hari yang mencakup tema musik AI, budaya kelompok pendengar, ruang pertunjukkan, dan Festival Musik Internasional.

Misalnya di sesi musik AI, TMEX mengangkat tema menyesuaikan diri antara musik dengan teknologi.

(Oleh Muhammad Irfan)

Selesai/JA

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.