Jakarta, 5 Agu. (CNA) Pameran Pendidikan Taiwan Indonesia atau Taiwan Higher Education Fair (THEF) Indonesia 2024 digelar dengan partisipasi dari 57 universitas dan berkeliling ke 5 kota besar, diawali di Jakarta pada hari Sabtu (3/8) yang menarik lebih dari seribu pengunjung.
THEF Indonesia dimulai di Jakarta pada hari Sabtu, dan dilanjutkan di Bandung tanggal 4 Agustus, Pontianak 6 Agustus, Surabaya 8 Agustus, dan Medan 10-11 Agustus, diikutsertai 57 universitas dan diperkirakan akan menarik hingga 20 ribu pengunjung.
Perwakilan Taiwan di Indonesia, John C. Chen (陳忠), mengatakan bahwa pendidikan tinggi berkualitas dan biaya kuliah yang terjangkau membuat Taiwan populer di kalangan mahasiswa internasional.
Ia juga mendorong mahasiswa Indonesia untuk menjadikan Taiwan sebagai pilihan utama untuk studi di luar negeri.
Wakil Kepala Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei Taiwan (TETO) di Indonesia, Steve Chen (陳盛鵬), menyatakan bahwa cip paling maju di dunia diproduksi di Taiwan.
Ini merupakan kebanggaan Taiwan, katanya, menambahkan bahwa itu merupakan salah satu daya tarik bagi mahasiswa internasional untuk belajar di negara tersebut.
"Taiwan sangat memerhatikan pendidikan tinggi, industri teknologi terkenal di seluruh dunia, dan teknologi membutuhkan dukungan dari bidang teknik, mesin, bisnis, dan manajemen. Ini adalah program-program yang dapat ditawarkan Taiwan," kata Steve Chen.
Ia menambahkan bahwa saat ini, mahasiswa Indonesia di Taiwan berjumlah lebih dari 15 ribu orang.
Hari Purwanto, penasihat senior Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, mengungkapkan saat upacara pembukaan bahwa ia juga merupakan lulusan dari sekolah di Taiwan.
Hari mengatakan bahwa ia memperoleh banyak hal dari sana, dan sangat merekomendasikan siswa Indonesia untuk melanjutkan studi di Taiwan.
Tempat pameran sangat ramai, dan di depan beberapa stan universitas, pengunjung yang bertanya tentang informasi studi di luar negeri antre panjang.
Linda, seorang orang tua dari Indonesia, mengatakan bahwa anaknya yang saat ini duduk di kelas 3 SMA direncanakan akan diberangkatkan untuk berkuliah di Taiwan.
"Pendidikannya cukup maju, terutama teknologi sebetulnya, dengan biaya yang cukup terjangkau," kata Linda.
Erika, seorang siswa SMA dari Indonesia, mengatakan bahwa saat memilih negara untuk tujuan studinya, faktor utama baginya adalah keamanan lokal.
Selain itu, menurut Erika, kurikulum sekolah, beasiswa, dan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting, dan menyatakan bahwa "Memang penting juga sih buat mempelajari bahasa Mandarin."
Moses, siswa SMA dari Indonesia lainnya, mengatakan kepada CNA bahwa ia berharap bisa belajar sambil bekerja di Taiwan, mengumpulkan pengalaman sebelum kembali ke Indonesia.
Richard Cheng (程昭勳), kepala bagian urusan mahasiswa internasional di Wenzao Ursuline University of Languages, menjelaskan bahwa saat memilih universitas, mahasiswa Indonesia paling khawatir dengan lingkungan belajar dan informasi beasiswa.
"Wenzao setiap tahun memberikan beasiswa penuh kepada 50 mahasiswa internasional dan beasiswa sebagian kepada 100 mahasiswa internasional. Saat ini, lebih dari 80 persen mahasiswa internasional menerima beasiswa," kata Cheng.
TETO mengatakan bahwa tahun ini Taiwan menyediakan beasiswa bagi 37 mahasiswa Indonesia berprestasi untuk melanjutkan studi di sana, dan memilih 52 penerima beasiswa bahasa Mandarin untuk mempelajari bahasa tersebut di Taiwan.
Ini dilakukan untuk menarik pemuda berprestasi Indonesia ke Taiwan, menurut TETO, menambahkan bahwa mereka berharap kerja sama dan pertukaran pendidikan tinggi dapat ditingkatkan melalui berbagai beasiswa dan program kerja sama bilateral.
(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)