Taipei, 7 Juli (CNA) Mantan pemain hoki es Taiwan, Brandon Hsiao (蕭博允), kini menjadi pelatih tim nasional hoki es Indonesia dan berhasil menorehkan prestasi, baru-baru ini juga mengadakan pelatihan di Jakarta yang menarik peserta berbagai negara.
Hsiao, yang kini berusia 28 tahun, pernah menjadi pemain tim nasional hoki es Taiwan dan mewakili tim Chinese Taipei dalam berbagai kompetisi internasional.
Pada tahun 2019, ia pindah ke Indonesia untuk meneruskan usaha keluarga, namun kecintaannya pada hoki es membuatnya terus bermain hoki di waktu senggangnya.
Bahkan Hsiao, yang saat ini bekerja di sebuah pabrik di kawasan industri Cikarang, rela menempuh perjalanan dua setengah jam hanya untuk memainkan satu pertandingan hoki es.
“Di Jakarta hanya ada satu arena hoki es. Jadi, jika ingin bermain, saya harus mengemudikan mobil selama sekitar dua setengah jam setelah pulang kerja untuk sampai ke arena yang terletak di pusat kota," ia menjelaskan kepada CNA.
Rutinitas perjalanan antara pabrik dan arena hoki ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Secara kebetulan, Hsiao mengenal pengurus Federasi Hoki Es Indonesia dan diundang untuk menjadi pelatih tim nasional hoki es Indonesia.
Ia memimpin tim dalam kompetisi di Mongolia dan Kuwait, dan berhasil meraih medali perunggu pada April tahun ini (2024).
Menurut Hsiao, olahraga hoki es di Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk berkembang dibandingkan dengan Taiwan, sehingga pada awal tahun ini ia mendirikan sebuah klub hoki es bernama “Golden Cobras” untuk melatih pemain muda dan berbagi pengalaman praktis.
Minggu ini, ia juga mengadakan kamp pelatihan hoki es selama satu minggu di Jakarta, yang diikuti oleh peserta dari Indonesia, Taiwan, Malaysia, Kanada, dan Filipina.
“Jika para siswa yang bermain hoki es di Indonesia ingin mendapatkan pelatihan atau bertukar keterampilan dengan pemain internasional, biasa mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk pergi ke negara lain. Jadi, [saya] berharap dengan mengadakan kamp pelatihan di Indonesia, mereka jadi bisa melakukan pertukaran dengan pemain dari berbagai negara tanpa harus pergi ke luar negeri,” ujar Hsiao.
Kamp pelatihan yang diselenggarakan Hsiao diikuti oleh 72 siswa yang berusia antara 9 hingga 16 tahun, termasuk 41 siswa dari Indonesia, 20 dari Taiwan, serta siswa dari Malaysia, Kanada, dan Filipina.
Untuk memastikan peserta mendapatkan pelatihan yang lebih solid, Hsiao mengundang pelatih asal Hungaria yang pernah melatih tim hoki es Chinese Taipei, Kristof Kovago, bersama dengan para pemain nasional Taiwan yang datang ke Jakarta, adiknya Brody Hsiao (蕭博友) serta sepupunya Eric Shen (沈延霖) dan Andy Shen (沈延縉), untuk menjadi pelatih dalam kamp pelatihan ini.
Lee Chia-chen (李佳臻), seorang pengusaha Taiwan di Indonesia, memiliki dua anak di sekolah menengah yang merupakan siswa di kamp hoki es ini.
Ia mengatakan kepada CNA bahwa anak-anaknya sudah bermain hoki es sedari kecil, dan selama kamp ini mereka mendapatkan pelatihan intensif dan pertandingan yang sangat melelahkan.
"Namun, tanpa harus ke luar negeri, sudah bisa bertukar keterampilan dengan pemain dari berbagai negara. [Ini] kesempatan yang sangat langka bagi semua siswa,” kata Lee.
(Oleh Zachary Lee dan Jason Cahyadi)
Selesai