Otoritas pemasyarakatan dan sosial Taiwan dikritik pasca pengaduan ibu PMI di penjara

25/11/2025 19:08(Diperbaharui 25/11/2025 19:08)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

(Sumber Foto : Yuan Kontrol)
(Sumber Foto : Yuan Kontrol)

Taipei, 25 Nov. (CNA) Yuan Kontrol hari Selasa (25/11) mengkritik Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (AC) dan Direktorat Jenderal Urusan Sosial dan Keluarga (SFAA) atas kekurangan terkait perawatan anak yang ikut masuk penjara bersama ibunya, setelah seorang pekerja migran Indonesia (PMI) mengajukan pengaduan.

Anggota Yuan Kontrol, lembaga pengawas pemerintah Taiwan, Wang Yo-ling (王幼玲) dan Kao Yung-cheng (高涌誠) dalam sebuah rilis pers mengatakan kasus ini berawal dari sebuah organisasi masyarakat yang membantu seorang ibu PMI mengajukan pengaduan.

PMI tersebut menyatakan bahwa setelah membawa anaknya ke sel, ia tidak memahami peraturan penjara karena kendala bahasa dan sulit menyampaikan kebutuhannya. Ia diminta menggendong anaknya dalam waktu lama, dan tidak ada bantuan yang diberikan ketika anaknya menangis, kata anggota Yuan Kontrol.

Setelah penyelidikan, kata anggota Yuan Kontrol, mereka menemukan ini bukan kasus tunggal, melainkan fenomena umum dalam sistem yang ada. Para narapidana asing mengalami kondisi lebih sulit karena kelemahan dalam berbahasa, kata mereka.

Investigasi menemukan kapasitas maksimal ruang ramah anak di Penjara Wanita Taoyuan dilampaui selama enam bulan pada 2024. Area itu juga menampung 31 hingga 44 narapidana lainnya, sehingga menjadi sangat sesak, kata mereka.

Pemeriksaan mendadak menemukan zona anak kekurangan ruang sehingga anak-anak sulit bergerak, juga tidak ada cukup tempat untuk meja kursi makan mereka, sehingga narapidana harus makan sambil menggendong anak, kata anggota Yuan Kontrol.

Di sisi lain, anak yang sudah bisa berjalan hanya dapat mengajukan permohonan kegiatan luar ruangan 30 menit per pekan dan harus bergiliran dalam menggunakan fasilitas, kata anggota Yuan Kontrol.

Anak yang belum bisa berjalan, atau yang selalu menempel pada ibunya karena lingkungan asing, tidak dapat mengikuti aktivitas luar ruangan sama sekali, tambah mereka.

Menu makanan anak umumnya juga hanya bubur putih dengan sedikit potongan sayur dan sumber protein yang sangat kurang, sehingga para ibu harus membeli pangan tambahan dengan biaya sendiri, menurut anggota Yuan Kontrol.

Terdapat ibu yang tidak memiliki uang mengatakan, "Kadang buburnya sangat encer, sampai tidak dapat menemukan butir nasi," sementara ada narapidana lainnya yang mengeluhkan anaknya mengalami keterlambatan perkembangan karena kurangnya latihan mengunyah, kata mereka.

Dari 48 kasus penilaian pada semester pertama 2024, hanya dua yang menggunakan formulir pemeriksaan perkembangan anak, tambah anggota Yuan Kontrol.

Investigasi menunjukkan ada anak yang diduga mengalami keterlambatan perkembangan, namun setelah masuk penjara tidak memperoleh tindak lanjut berupa terapi dini atau layanan medis.

Juga tidak tersedia ruang yang sesuai untuk ibu menenangkan anak, sehingga mereka yang menangis harus digendong saat ibunya bekerja, atau ditenangkan di lorong atau toilet umum, kata anggota Yuan Kontrol.

Para narapidana mengeluhkan ventilasi yang buruk sehingga tempat terasa pengap, memperburuk kesulitan pengasuhan anak pada malam hari, tambah anggota Yuan Kontrol.

Anggota Yuan Kontrol menekankan inti dari sistem membawa anak ke penjara haruslah kepentingan terbaik anak, namun tenaga pengasuh dan layanan penitipan hanya mengandalkan sponsor dari organisasi masyarakat.

Selain itu, Kementerian Kehakiman dan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, yang masing-masing mengatasi AC dan SFAA, belum memiliki mekanisme terpadu terkait pembagian tanggung jawab, perencanaan ruang, standar gizi, alokasi tenaga, dan penilaian perkembangan, kata mereka.

Oleh karena itu, kata mereka, Yuan Kontrol memutuskan memberikan teguran kepada AC dan SFAA, dan meminta Yuan Eksekutif (Kabinet) mengoordinasikan berbagai kementerian terkait guna memperbaiki mekanisme dan menyediakan sumber daya yang memadai.

Menanggapi ini, AC dalam sebuah rilis pers mengatakan mereka akan mengkaji penyediaan ruang pengasuhan yang layak, dengan memberikan acuan kepada unit yang berwenang atas kesejahteraan anak untuk melakukan penilaian kelayakan anak masuk bersama ibu ke dalam lembaga pemasyarakatan.

Uuntuk mengatasi masalah kelebihan kapasitas di Penjara Wanita wilayah utara, kata AC, mereka juga mendorong proyek perluasan Penjara Wanita Taoyuan untuk menciptakan ruang penanganan yang sesuai.

Ditjen tersebut mengatakan mereka dan tenaga pengasuhan profesional akan menambah kegiatan luar ruangan untuk anak dan menyediakan makanan yang cukup sesuai kebutuhan tumbuh kembang mereka.

AC mengatakan mereka juga akan memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan SFAA serta lembaga-lembaga kesejahteraan sosial setempat untuk melakukan penilaian perkembangan anak, mencocokkan sumber daya terapi sedini mungkin untuk diberikan di dalam penjara.

CNA juga telah menghubungi SFAA untuk meminta tanggapan mereka pada Selasa sore, namun belum diterima hingga berita ini diterbitkan.

(Oleh Jason Cahyadi)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.