Taipei, 8 Okt. (CNA) Tim Teknis Taiwan (TTM) di Indonesia mengatakan mereka telah membantu SMKN Pertanian Karawang menembus batas pertanian tradisional dengan mengembangkan kopi okra, produk inovatif yang sesuai kebutuhan pasar, sekaligus mulai mengelola sebuah toko hasil pertanian.
TTM menjelaskan bahwa pelajar SMKN tersebut setiap harinya belajar menanam di lahan sekolahan. Namun, seiring dengan perubahan permintaan pasar, pihak sekolah mulai menyadari pertanian tidak seharusnya hanya berhenti pada tahap produksi, tetapi harus menjadi bagian rantai industri yang utuh.
Perubahan ini berawal dari kerja sama dengan TTM, yang tidak hanya membawa teknologi pertanian, tetapi juga memperkenalkan pola pikir agribisnis yang berorientasi pasar, kata tim tersebut.
Melalui kolaborasi ini, para guru dan pelajar SMKN mulai mengeksplorasi cara untuk menembus keterbatasan pertanian tradisional dan mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, kopi okra, kata tim tersebut.
Berdasarkan saran TTM, sekolah menanam okra yang bernutrisi tinggi dan memiliki permintaan pasar yang meningkat. Tim tersebut memberikan bimbingan langsung, mencakup pemilihan varietas, pengelolaan unsur hara tanah, serta teknik penyiraman dan pemupukan, untuk memastikan kualitas dan hasil panen.
Hal ini tidak hanya membuat pelajar belajar teknik budidaya profesional, tetapi juga memahami pentingnya manajemen dalam agribisnis, menurut tim tersebut.
Setelah berdiskusi, para guru mulai memimpin pelajar untuk meneliti dan mengembangkan kopi okra. Melalui proses berulang -- pemanggangan, penggilingan, dan penyesuaian resep -- mereka perlahan menemukan cita rasa terbaik, kata TTM.
Proses ini tidak hanya melatih keterampilan pengolahan pelajar, tetapi juga membuat mereka memahami hubungan antara kebutuhan pasar dan pengembangan produk, menurut tim tersebut.
Setelah produk awal kopi okra selesai, TTM kembali memberikan bantuan dengan mengadakan pasar tani, di mana para pelajar dapat langsung memperkenalkan produk mereka kepada konsumen untuk melakukan uji pasar.
Selain itu, kata tim tersebut, mereka juga membantu sekolah dalam pengujian kualitas di laboratorium, memastikan keamanan dan mutu kopi okra, serta mendampingi pengajuan sertifikasi halal.
Sekolah bersama TTM juga mendorong pendidikan pangan dan pertanian di mana para pelajar tidak hanya belajar menanam, tetapi juga terlibat langsung dalam seluruh proses dari budidaya hingga pengolahan.
Guru di SMKN mengatakan pihaknya tidak hanya ingin mengajar pelajar bagaimana bertani, tetapi juga agar mereka memahami permintaan pasar dan tahu bagaimana mengubah hasil pertanian menjadi produk yang benar-benar bernilai, menurut TTM.
Kepala sekolah juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kerja sama ini, dengan mengatakan proyek tersebut membuat mereka sadar "Pendidikan pertanian tidak bisa hanya berhenti di ladang, tetapi juga harus mencakup aspek pasar dan manajemen bisnis."
Sebagai bagian dari upaya mempromosikan kopi okra dan produk olahan pertanian lainnya, sekolah kini mengelola sebuah toko hasil pertanian bernama AGRI Mart, yang akan menjadi platform penting bagi pelajar untuk menjual produk pertanian mereka.
Dalam proses pendiriannya, TTM terus memberikan bimbingan dan dukungan, membantu sekolah menjadikan AGRI Mart sebagai wadah untuk menampilkan karya pelajar dan mendorong inovasi pertanian, kata tim tersebut.
AGRI Mart, dibuka pada 1 Oktober, berisikan hasil praktik pelajar SMKN Pertanian Karawang, termasuk produk sayuran, kopi okra, roti olahan, dendeng daun singkong, jasa suvenir mug, sampai jasa las atau terali, menurut unggahan Facebook sekolah.
"Harapannya dengan adanya Agri Mart ini siswa/i SMKN Pertanian Karawang bisa mengimplementasikan kewirausahaan secara langsung sehingga SMKN Pertanaian Karawang siap mencetak wirausaha yang terampil," menurut sekolah tersebut.
(Oleh Chen Yen-chun dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF