Kepala KDEI jenguk ABK Indonesia yang digigit ikan sidat di rumah sakit Penghu

03/09/2025 19:23(Diperbaharui 03/09/2025 19:23)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Arif Sulistiyo, kepala KDEI (kiri) bersama Kadir, analis bidang ketenagakerjaan (kanan) mengunjungi ABK yang digigit ikan sidat di salah satu rumah sakit di Penghu. (Sumber Foto : KDEI)
Arif Sulistiyo, kepala KDEI (kiri) bersama Kadir, analis bidang ketenagakerjaan (kanan) mengunjungi ABK yang digigit ikan sidat di salah satu rumah sakit di Penghu. (Sumber Foto : KDEI)

Taipei, Sep 3. (CNA) Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei, Arif Sulistiyo, didampingi Kadir, Analis Bidang Tenaga Kerja, melakukan kunjungan langsung ke rumah sakit di Penghu untuk menjenguk Boedi Riyanto, pekerja migran Indonesia (PMI) yang mengalami kecelakaan kerja akibat gigitan ikan sidat, tulis keterangan rilis pers KDEI.

Diberitakan sebelumnya oleh CNA, menurut Direktorat Jenderal Penjaga Pantai (CGA) bahwa ada seorang anak buah kapal (ABK) migran Indonesia di kapal perikanan yang terdaftar di Kabupaten Penghu hari Jumat (28/8) dievakuasi setelah digigit ikan sidat hingga tendon di jari tangan kanannya putus.

Baca berita sebelumnya https://indonesia.focustaiwan.tw/society/202508295002 

Boedi, yang sudah tujuh tahun bekerja di sektor perikanan Taiwan, digigit ikan sidat menjelang pukul 6 pagi ketika hendak kembali ke darat. Gigitan tersebut menyebabkan cedera pada tangan kanannya dan telah dilakukan tindakan operasi, tulis keterangan KDEI. 

Dalam kunjungannya ke Penghu pada Minggu (31/8), Kepala KDEI Taipei memastikan kondisi Boedi sudah mulai membaik dan tengah dalam proses pemulihan. 

“Yang penting sekarang fokus ke perawatan dulu. Kalau ada apa-apa, segera kabari kami di KDEI Taipei,” pesan Arif kepada Boedi. (Sumber Foto : KDEI)
“Yang penting sekarang fokus ke perawatan dulu. Kalau ada apa-apa, segera kabari kami di KDEI Taipei,” pesan Arif kepada Boedi. (Sumber Foto : KDEI)

“Yang penting sekarang fokus ke perawatan dulu. Kalau ada apa-apa, segera kabari kami di KDEI Taipei,” pesan Arif kepada Boedi.

Selain memberikan dukungan moral, kepala KDEI juga menindaklanjuti aspek pelindungan sosial. Kepada pihak agensi, KDEI menanyakan status kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Boedi, yang diketahui masih aktif. 

Untuk memastikan hak pelindungan jaminan sosialnya terpenuhi, pihak KDEI Taipei meminta agar kuitansi pengobatan, rekam medis, dan kronologi kejadian agar disampaikan ke KDEI, guna diajukan klaim Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) ke BPJS Ketenagakerjaan.

Diberitakan sebelumnya oleh CNA, Distrik Patroli XIII Cabang Kinmen-Matsu-Penghu CGA pada pukul 6.50 pagi menerima laporan dari sebuah klinik bahwa seorang ABK Indonesia mengalami putus tendon di ruas jari ke-2 dan 3 tangan kanannya akibat digigit sidat.

ABK migran Indonesia di kapal perikanan yang terdaftar di Kabupaten Penghu, hari Jumat dievakuasi ke rumah sakit. (Sumber Foto : CGA Penghu).
ABK migran Indonesia di kapal perikanan yang terdaftar di Kabupaten Penghu, hari Jumat dievakuasi ke rumah sakit. (Sumber Foto : CGA Penghu).

Distrik patroli tersebut segera mengerahkan kapal patroli PP-3503 yang siaga di Desa Cimei untuk membantu mengevakuasi, sementara juga memberi tahu stasiun pemeriksaan Magong dan pemadam kebakaran untuk memberikan dukungan.

Dalam waktu kurang dari dua jam, korban bersama keluarga dan tenaga medis berhasil dibawa ke Pelabuhan Perikanan Magong, lalu dipindahkan dengan ambulans Departemen Pemadam Kebakaran ke Rumah Sakit Tri-Service General Cabang Penghu untuk mendapatkan perawatan, kata CGA.

Dalam keterangan melalui rilis persnya, KDEI Taipei menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi dan memastikan setiap PMI di Taiwan memperoleh hak pelindungan dan layanan kesehatan, terutama dalam kasus kecelakaan kerja.

(Oleh Miralux)

Selesai/IF

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.