Taipei, 22 Juli (CNA) Kelompok pekerja hari Selasa (22/7) menggelar aksi di depan Gedung Yuan Eksekutif (Kabinet), menyerukan agar buruh dilibatkan dalam perundingan tarif impor dengan Amerika Serikat (AS) dan menolak pemerintah Taiwan mengorbankan mata pencaharian mereka demi kepentingan AS.
Koalisi Aksi Buruh Taiwan dalam Menanggapi Dampak Tarif, yang terdiri dari hampir 70 serikat pekerja, mengerahkan buruh dari berbagai wilayah untuk bersama dengan sejumlah kelompok mahasiswa menggelar konferensi pers di depan Gedung Kabinet pada Selasa pagi.
Mereka memegang mangkuk kertas sebagai simbol hak atas pekerjaan buruh hingga melemparnya ke arah Gedung Kabinet, yang diingatkan polisi sebagai tindakan ilegal, dan menuntut Perdana Menteri Cho Jung-tai (卓榮泰) ke luar untuk memberi tanggapan.
Ketua Federasi Serikat Pekerja Industri Mesin Taiwan, Tuan Wei-chung (段維中), menyatakan bahwa pemerintah seharusnya berkomunikasi dengan buruh dan melibatkan mereka dalam perundingan tarif dengan AS, namun sejauh ini negosiasi tidak dibuka secara transparan.
Ia mempertanyakan untuk siapa sebenarnya pemerintah berjuang bila tidak melibatkan buruh, menolak praktik perundingan yang tidak diawasi legislatif, dan tidak menerima jika pemerintah mengorbankan mata pencaharian buruh kepada AS.
Hak atas pekerjaan bagi buruh adalah urat nadi keluarga kelas bawah, bukan alat tukar dalam negosiasi kepentingan dengan AS, ucap Tuan.
Perwakilan Asosiasi Pembuat Perkakas Mesin dan Aksesori Taiwan, Chuang Pi-kai (莊璧愷), mempertanyakan apakah Presiden Lai Ching-te (賴清德) pernah berdiskusi dengan buruh dalam hal tarif, sementara ia telah berbincang dengan banyak pemilik modal.
Saat ini, industri mesin menghadapi tantangan besar dari tarif impor AS dan nilai tukar dolar Taiwan yang bergejolak, sementara demi menyenangkan pihak Amerika, buruh dan usaha telah banyak berkorban, menurutnya.
Chuang mempertanyakan bagaimana mereka bisa bertahan begitu tarif diberlakukan, seiring menurutnya keuntungan industri mesin hampir habis.
Legislator oposisi utama Kuomintang (KMT), Wang Yu-min (王育敏) mengatakan fraksinya akan mendukung tuntutan buruh dan juga menuntut agar perundingan tarif tidak dilakukan secara tertutup dan agar prosesnya diumumkan ke publik.
Wang, yang hadir bersama legislator KMT lainnya Chen Ching-hui (陳菁徽), juga mengajak para buruh untuk bersatu dan saling mendukung dalam pemungutan suara pemakzulan pada 26 Juli -- yang menargetkan 24 anggota fraksi mereka ditambah wali kota Hsinchu yang sedang ditangguhkan Ann Kao (高虹安).
Legislator oposisi lainnya dari Partai Rakyat Taiwan (TPP), Chen Gau-tzu (陳昭姿) mengatakan bahwa praktik perundingan pemerintah yang tertutup membuat rakyat bingung dan kehilangan arah.
Pada April, ujarnya, TPP telah meminta Kabinet menyerahkan laporan dampak tarif dan laporan evaluasi yang lengkap, tetapi hingga kini belum ada.
Kelompok mahasiswa turut menampilkan aksi teatrikal di mana Cho dan Menteri Ketenagakerjaan Hung Sun-han (洪申翰) menyembah Presiden AS Donald Trump, dan memberikannya persembahan dalam bentuk simbol kesejahteraan buruh, sementara beberapa pekerja terbaring dan kemudian bangkit melawan.
"Ketika menghadapi tekanan dari Trump, buruh menjadi pihak pertama yang dikorbankan. Mereka diserahkan sebagai upeti kepada Trump, dan hanya mendapatkan subsidi seadanya yang bersifat basa-basi," kata Ketua National Taiwan University (NTU) Labor Club Echo Chen (陳昶安), menjelaskan aksi tersebut.
Kepada CNA, ia mengatakan bahwa para mahasiswa yang hadir dapat melihat "Seperti apa kesulitan dan ketakutan yang sedang dihadapi para buruh, tetapi Kabinet dan Kementerian Ketenagakerjaan hanya pura-pura tuli dan buta, bersembunyi di ruang berpendingin sambil tertawa-tawa membicarakan nasib buruh."
Chen Po-hsun (陳柏勛), perwakilan Taiwan Youth Initiatives Corporate Watch, mengatakan bahwa dalam solusi pemerintah saat merespons perundingan tarif, "Tidak ada jaminan nyata agar buruh bisa tetap bekerja di posisi semula, dan tidak ada ruang bagi serikat buruh untuk terlibat dalam perumusan kebijakan."
"Sebaliknya, pemerintah justru selalu memanjakan kepentingan pengusaha," ucapnya dalam keterangan yang diterima CNA, menambahkan bahwa sikap pemerintah ini menunjukkan "Betapa tidak seriusnya mereka dalam menjawab persoalan pekerjaan dan masa depan generasi muda."
Huang Chien-chang (黃建章), perwakilan Kabinet yang hadir di lokasi, menyatakan bahwa ia akan menyampaikan semua saran, tuntutan, dan kekhawatiran tersebut kepada seluruh anggota tim negosiasi Taiwan-AS serta instansi terkait.
Menghadapi perundingan Taiwan-AS, kata Huang, posisi dasar pemerintah adalah menjaga kepentingan nasional dan industri, memerhatikan hak-hak buruh, melindungi kesehatan masyarakat dan ketahanan pangan, serta berupaya meraih hasil perundingan terbaik.
(Oleh Kao Hua-chien dan Jason Cahyadi)
Selesai/IF