Taipei, 5 Juni (CNA) Kebijakan pemerintah Indonesia yang melarang siswa pusat pelatihan kejuruan datang ke Taiwan telah secara drastis menurunkan jumlah pemagang asing di sektor perhotelan, menurut Sekretaris Jenderal Taiwan Tourist Hotel Association Cho Chien-hui (卓倩慧).
Hal itu dikatakan Cho setelah Direktorat Jenderal Pariwisata (TA) pada Rabu (4/6) mengatakan mereka akan kembali mengupayakan pelonggaran syarat bagi pekerja migran serta perpanjangan masa tinggal mahasiswa dan pemagang asing untuk mengisi kekurangan sekitar 5.000 hingga 6.000 tenaga kerja di industri akomodasi.
Baca juga: MOL pertimbangkan izinkan pekerja migran di sektor akomodasi
Menurut Cho, mahasiswa dan pemagang asing -- yang sejak Agustus tahun lalu telah diizinkan bekerja di sektor perhotelan dengan syarat tertentu -- memang sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri akomodasi, karena sulit mencari warga Taiwan yang mau bekerja di bidang itu.
Namun, pemagang asing harus kembali ke negara asalnya setelah selesai magang, dan mahasiswa asing yang tetap tinggal di Taiwan juga tidak sebanyak yang diharapkan, kata Cho.
Baca juga: MOL: Mahasiswa asing sudah bisa kerja di pekerjaan tingkat menengah perhotelan
Cho menjelaskan bahwa banyak pemagang asing yang datang ke Taiwan sebelumnya merupakan siswa pusat pelatihan kejuruan, bukan dari perguruan tinggi.
Pemerintah Indonesia kini melarang siswa dari pusat pelatihan kejuruan untuk datang ke Taiwan, menyebabkan penurunan sekitar 50-60 persen pemagang asing dari 1.000 menjadi kurang dari 500 tahun ini, tambahnya.
Cho mengatakan, gaji bulanan pekerja di hotel berbintang umumnya berada di atas NT$35.000 (Rp19,038 juta) -- di atas upah minimum Taiwan NT$28.590 -- dan rata-ratanya dapat mencapai NT$40.000 jika termasuk bonus hari raya, uang lembur, dan tunjangan perusahaan.
Pengusaha juga bersedia menjaga kesejahteraan karyawan dan menerapkan sistem pembagian keuntungan berbasis pusat laba, "Namun tetap saja sulit mencari anak muda yang mau masuk ke industri ini," tambahnya.
Cho menekankan bahwa industri akomodasi adalah industri khusus yang memerlukan pelatihan profesional, dengan masa pelatihan yang membutuhkan waktu enam bulan dan butuh setahun agar seseorang benar-benar mahir.
Oleh karena itu, kata Cho, ia berharap masa tinggal mahasiswa dan pemagang asing di Taiwan bisa diperpanjang menjadi tiga hingga lima tahun, atau secara bertahap dapat dibuka peluang bagi pekerja migran untuk masuk ke sektor akomodasi.
(Oleh Yu Hsiao-han dan Jason Cahyadi)
Selesai/ML