Taipei, 5 Jun. (CNA) Anggota parlemen oposisi pada hari Selasa (3/6) mengesahkan sebuah resolusi yang menyerukan agar Pembangkit Listrik Taichung menghentikan pembangkit listrik dari batu bara pada tahun 2028, enam tahun lebih awal dari target pemerintah yaitu tahun 2034, sebuah jadwal yang dianggap tidak memungkinkan oleh Taipower.
Dalam usulan tersebut, anggota parlemen oposisi berpendapat bahwa penambahan unit pembangkit listrik tenaga gas yang direncanakan dapat memungkinkan pembangkit tersebut menghilangkan penggunaan batu bara pada tahun 2028.
Pembangkit tersebut menggunakan unit pembangkit listrik tenaga batu bara subkritis yang sudah usang, yang memiliki efisiensi pembangkitan listrik terendah, menurut resolusi yang diusulkan dan diajukan bersama oleh Partai Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan (TPP).
Disebutkan bahwa dua unit pembangkit listrik tenaga gas yang baru ditambahkan pada Tahap 1 Pembangkit Listrik Taichung, bersama dengan pembangkit listrik tenaga gas milik swasta Chung Chia, dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2026 dan dapat menggantikan listrik dari unit pembangkit listrik tenaga batu bara di pembangkit tersebut.
Di bawah target pemerintah tahun 2034, 71 persen unit batu bara masih akan beroperasi pada tahun 2031, yang bertentangan dengan janji pemerintah bahwa "Untuk setiap unit pembangkit listrik tenaga gas baru yang ditambahkan, satu unit batu bara akan dipensiunkan," demikian dicatat partai oposisi dalam usulan mereka.
"Batu bara adalah sumber energi yang paling berbahaya, dengan Taiwan tengah menyumbang 60 persen dari pembangkitan listrik tenaga batu bara di negara ini -- 45 persen di antaranya berasal dari Pembangkit Listrik Taichung saja," demikian bunyi usulan tersebut.
Miaoli, Taichung, Changhua, Nantou, Yunlin, Chiayi, dan Tainan adalah daerah yang paling parah terdampak oleh pembakaran batu bara di Pembangkit Listrik Taichung, tambahnya.
Menjelang pemungutan suara yang mengadopsi usulan tersebut pada Selasa malam, Ketua Taipower Tseng Wen-sheng (曾文生) menyuarakan penolakan, memperingatkan bahwa tindakan seperti itu akan mengakibatkan hilangnya 14 persen kapasitas pasokan listrik Taipower.
"Jika Pembangkit Listrik Taichung menghilangkan penggunaan batu bara pada tahun 2028, sistem kelistrikan nasional bisa menghadapi keruntuhan," kata Tseng dalam konferensi pers.
Oposisi seharusnya mempertimbangkan sumber energi alternatif yang stabil, jika mereka ingin menghapus 14 persen kapasitas pembangkitan listrik negara, kata Tseng.
Menurut rencana pemerintah untuk mentransformasi pembangkit tersebut, dua unit pembangkit listrik tenaga gas Tahap 1 akan mulai beroperasi pada tahun 2025 dan 2026. Setelah itu, unit pembangkit listrik tenaga batu bara 1 dan 2 akan dipensiunkan, unit 3 dan 4 akan tetap menjadi sumber daya cadangan, sementara enam unit lainnya akan tetap beroperasi secara normal.
Tahap 2 akan dimulai dengan unit pembangkit listrik tenaga gas yang mulai beroperasi pada tahun 2031, bersamaan dengan penghentian operasional unit pembangkit listrik tenaga batu bara 3 dan 4. Pada tiga tahun berikutnya, satu unit pembangkit listrik tenaga gas akan diluncurkan, sementara dua unit pembangkit listrik tenaga batu bara akan dihentikan dan diubah menjadi cadangan darurat, yang akan terus berlanjut hingga tahun 2034.
Selesai/IF