Taipei, 22 Apr. (CNA) Pemerintah Taiwan menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4) dan menyatakan akan mengirim utusan khusus untuk menghadiri pemakamannya, kata Kementerian Luar Negeri (MOFA).
Kantor Pers Takhta Suci mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun pada Senin pagi (waktu Roma).
Dalam sebuah pernyataan, MOFA menyampaikan bahwa setelah menerima kabar ini, Presiden Lai Ching-te (賴清德) segera menginstruksikan Kedutaan Besar Republik Tiongkok (Taiwan) untuk Takhta Suci agar menyampaikan belasungkawa tulus atas nama pemerintah dan rakyat Taiwan kepada Vatikan.
Sementara itu, Kantor Kepresidenan telah menyatakan kepada media bahwa mereka dan Yuan Eksekutif (Kabinet) akan mengibarkan bendera setengah tiang selama dua hari.
Menteri Luar Negeri Lin Chia-lung (林佳龍) juga menghubungi Nunsiatur Apostolik Takhta Suci di Taipei untuk menyampaikan belasungkawa.
Taiwan dan Takhta Suci memiliki hubungan diplomatik yang erat, Presiden Lai akan menunjuk seorang pejabat tinggi sebagai utusan khususnya untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, kata MOFA.
Pejabat tinggi pemerintah juga akan menghadiri misa rekuiem (misa bagi roh orang yang sudah meninggal) di Taipei untuk mengenang mendiang Paus, yang akan diselenggarakan Nunsiatur Apostolik Takhta Suci di Taipei, tambah MOFA.
Mengenang hubungan Paus Fransiskus dengan Taiwan selama masa kepausannya dari 2013 hingga 2025, MOFA menyebutkan bahwa mendiang pernah mendoakan para korban yang meninggal dan terluka dalam gempa Hualien pada 2024.
Ia juga telah mengangkat beberapa kardinal asal Taiwan dan beberapa kali bertemu dengan para utusan negara tersebut untuk Vatikan dalam berbagai kesempatan khusus selama masa kepausannya, kata kementerian.
Kerendahan hatinya, kepeduliannya terhadap seluruh umat manusia, serta seruannya yang aktif untuk perdamaian dunia akan selalu dikenang rakyat dan pemerintah Taiwan, kata MOFA.
"Rakyat dan pemerintah Taiwan turut berduka bersama Gereja Katolik dan seluruh umat Katolik pada masa yang penuh kesedihan ini," tambah kementerian.
Taiwan, kata MOFA, akan terus memperkuat kerja sama dengan Takhta Suci dan Gereja Katolik dalam bantuan kemanusiaan untuk secara bersama-sama memajukan perdamaian dunia dan menjaga nilai-nilai inti dari demokrasi.
Sementara itu, dalam sebuah unggahan di media sosial X, Lai menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus.
"Kami akan terus mengambil inspirasi dari komitmen beliau seumur hidup terhadap perdamaian, solidaritas global, dan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan," tulis unggahan tersebut.
Paus Fransiskus wafat pada pukul 7.35 pagi waktu setempat pada Hari Senin Paskah, 21 April, di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, menurut Kantor Pers Takhta Suci.
Tidak disebutkan penyebab kematiannya, namun ia sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada 14 Februari 2025 setelah beberapa hari mengalami bronkitis.
Setelah 38 hari dirawat, mendiang Paus kembali ke kediamannya di Casa Santa Marta di Vatikan untuk melanjutkan pemulihan.
Penampilan publik terakhirnya adalah di Lapangan Santo Petrus pada Minggu Paskah, saat ia menyapa kerumunan yang bersorak dari dalam mobil Paus terbuka.
Takhta Suci adalah satu-satunya sekutu diplomatik Republik Tiongkok (ROC), nama resmi Taiwan, di Eropa. Hubungan diplomatik formal dibangun pada tahun 1942 saat pemerintah ROC masih berbasis di daratan utama Tiongkok.
Namun, hubungan Vatikan dengan Beijing semakin hangat sejak Paus Fransiskus memulai masa kepausannya pada 2013.
Pada 2018, Beijing dan Vatikan mencapai kesepakatan bersejarah untuk bekerja sama dalam pengangkatan uskup Tiongkok, yang diperpanjang untuk ketiga kalinya pada akhir 2024.
Namun, ketegangan dalam hubungan tersebut muncul setelah Beijing melanggar kesepakatan secara sepihak mengangkat uskup.
Sebelumnya, mendiang Paus pernah melakukan kunjungan ke Jakarta pada 3 hingga 6 September 2024, di mana ia bertemu Presiden ketujuh Republik Indonesia Joko Widodo hingga memimpin Misa Kudus di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
(Oleh Joseph Yeh dan Jason Cahyadi)
Selesai/ML