Menteri: Pekerja migran bukan solusi utama krisis tenaga kerja di Taiwan

01/04/2025 19:37(Diperbaharui 01/04/2025 19:40)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Menteri Tenaga Kerja Hung Sun-han. (Sumber Foto : CNA, 1 April 2025)
Menteri Tenaga Kerja Hung Sun-han. (Sumber Foto : CNA, 1 April 2025)

Taipei, 1 Apr. (CNA) Menteri Ketenagakerjaan Taiwan, Hung Sun-han (洪申翰), menyatakan bahwa perekrutan pekerja migran tidak boleh dianggap sebagai solusi instan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja kronis di negara itu, sembari memperingatkan agar tidak terus menerapkan model bisnis dengan upah rendah.

Selama beberapa bulan terakhir, pengelola hotel dan perusahaan transportasi di Taiwan telah mendesak pemerintah agar mengizinkan perekrutan pekerja migran, dengan alasan adanya kekosongan posisi tingkat pemula seperti petugas kebersihan, pelayan, dan sopir bus antarkota yang tak kunjung terisi.

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan CNA, Hung mengatakan bahwa penyebab kekurangan tenaga kerja membutuhkan analisis sektoral untuk mengidentifikasi masalah dan penilaian berkelanjutan terhadap langkah-langkah pemerintah yang sesuai.

Selain itu, perekrutan pekerja migran tidak boleh merugikan prospek pekerjaan bagi pekerja Taiwan maupun menciptakan "Efek penambatan" yang dapat digunakan untuk membenarkan upah rendah di seluruh Taiwan, tegas Hung.

Hung juga menyebut pekerja lepas muda/pekerja paruh waktu serta pekerja paruh baya dan lanjut usia sebagai solusi potensial untuk kekurangan tenaga kerja.

Di dunia modern, semakin banyak anak muda yang lebih memilih menjadi pekerja lepas atau bekerja paruh waktu, yang menyoroti fakta bahwa "Anggota generasi muda lebih suka memiliki lebih banyak kontrol dan fleksibilitas atas jadwal mereka," kata Hung.

Oleh karena itu, perusahaan yang menawarkan pekerjaan penuh waktu mungkin akan menghadapi tantangan lebih besar dalam merekrut kaum muda, tambahnya.

Meskipun bukan niat Kementerian Ketenagakerjaan (MOL) untuk mendorong pekerjaan lepas atau paruh waktu, tetap diperlukan peningkatan perlindungan bagi kedua jenis pekerja tersebut serta membantu perusahaan beradaptasi dengan tren tersebut, ujarnya.

Sementara itu, dengan Taiwan yang akan segera menjadi masyarakat super-tua, dunia industri tidak boleh mengabaikan pentingnya pekerja paruh baya dan lanjut usia, kata Hung.

Tugas MOL adalah membantu perusahaan menciptakan lingkungan kerja yang ramah bagi pekerja paruh baya dan lanjut usia, misalnya dengan mendefinisikan peran dan tanggung jawab secara spesifik serta memperkenalkan sumber daya yang diperlukan untuk memastikan integrasi mereka secara sukses ke dalam dunia kerja, tambahnya.

(Oleh Elly Wu, Sean Lin, dan Miralux) 

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JA

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.