Taipei, 25 Mar. (CNA) Taiwan akan meningkatkan penggunaan pesawat nirawak untuk pemantauan sampah di pesisir menjadi 30 kali lipat, setelah implementasinya pada tahun lalu menaikkan akurasi deteksi sampah hingga 50 persen, kata Kementerian Lingkungan (MOENV) pada Senin (24/3).
Menurut statistik Direktorat Jenderal Pengelolaan Lingkungan (EMA), pada 2024, pemantauan pesawat nirawak di pesisir barat dari Chaojing, Keelung hingga Teluk Dapeng, Pingtung mengidentifikasi 477.630 meter persegi area sampah dari 5.726 gambar, melaporkan 22 kasus pencemaran dengan 582 ton limbah dibersihkan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Lingkungan, Yen Hsu-ming (顏旭明) dalam sebuah konferensi pers menyatakan bahwa pemerintah telah meluncurkan proyek yang membagi tanggung jawab pengelolaan 1.990 kilometer (km) garis pantai Taiwan antara pemerintah pusat dan daerah.
Menurut Yen, di sepanjang 2024, 15 inspeksi pesawat nirawak telah mencakup telah 13,18 km persegi, dengan kecerdasan buatan (AI) meningkatkan akurasi deteksi sampah 50 persen dan menghasilkan kecocokan 80 persen dibandingkan inspeksi manual.
Namun, ia mengakui sistem ini masih memerlukan perbaikan, terutama dalam mengidentifikasi berbagai jenis sampah, seperti bambu atau kayu apung, yang masih membutuhkan verifikasi manual.
Yen menjelaskan bahwa sebelumnya, pemetaan pesawat nirawak mengandalkan pengambilan 400 gambar setiap 2 km yang kemudian disusun secara manual.
Pemetaan pesawat nirawak kini terkomputerisasi, memungkinkan penyusunan gambar dalam sehari dan AI dapat mengidentifikasi batas serta volume sampah, ujarnya.
Tahun ini, kata Yen, penerbangan pesawat nirawak ditingkatkan menjadi 30 kali untuk presisi lebih tinggi, kata dia.
Ia menjelaskan bahwa proyek mendatang akan mengawasi 168 titik pantai, dengan sampah besar harus dibersihkan dalam seminggu dan diperiksa ulang, sementara pesawat nirawak mendukung inspeksi manual.
Yen juga menyoroti bahwa pasca Taifun Krathon tahun 2024, pesawat nirawak digunakan untuk memantau area seperti Pelabuhan Perikanan Shanwei di Kaohsiung, yang menemukan akumulasi sampah dalam jumlah besar dan menuntun pada pembersihan 531 ton limbah.
Ia menyatakan bahwa teknologi pesawat nirawak Taiwan melampaui Jepang dan Korea Selatan, dengan data akumulasi sampah digunakan untuk meningkatkan pengelolaan dan pengurangan limbah pantai.
(Oleh Chang Hsiung-feng dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC