Taipei, 14 Mar. (CNA) Seorang pensiunan pegawai bank di Taiwan pada Jumat (14/3) menceritakan kisahnya tertipu NT$32 juta (Rp15,862 miliar) setelah percaya video investasi palsu di media sosial yang membawanya ke grup LINE penipuan, serta mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap modus serupa.
Wanita dengan dua gelar magister yang bermarga Lee (李) itu mengatakan ia terjebak karena sindikat penipuan menyajikan analisis saham yang meyakinkan, membuatnya mengabaikan peringatan pegawai bank hingga akhirnya sadar tertipu setelah dihubungi polisi.
Dalam sebuah konferensi pers terkait pencegahan penipuan yang diadakan Biro Investigasi Kriminal (CIB), Lee memperingatkan adanya penipuan kedua dari oknum yang mengaku pengacara dan menawarkan bantuan mengambil kembali uangnya.
Ia menegaskan pentingnya percaya pada peringatan polisi dan bank serta mendesak pemerintah memperberat hukuman bagi pelaku penipuan finansial.
Lee mengaku ia tertipu setelah melihat video di Douyin (TikTok Tiongkok) yang menampilkan tokoh investasi terkenal. Setelah mengklik tautan, ujarnya, ia masuk ke grup LINE investasi, di mana penipu berpura-pura peduli dan memintanya menandatangani perjanjian kerahasiaan.
Ia kemudian memeriksa bahwa tokoh investasi tersebut memang memiliki sertifikasi keuangan resmi, namun belakangan menyadari bahwa videonya adalah hasil editan. Ia pun mengaku bahwa ia kehilangan NT$32 juta karena terbuai janji keuntungan.
Direktur Jenderal CIB Chou Yu-wei (周幼偉) melaporkan bahwa di sepanjang Februari, terdapat 10.773 kasus penipuan dengan total kerugian lebih dari NT$6 miliar, turun dibanding Januari. Penipuan investasi tetap menjadi kasus terbanyak, ujarnya.
Sekretaris Divisi Pusat Pencegahan Kejahatan Penipuan CIB, Lin Keng-yu (林耕宇), menyebut penipuan belanja daring masih marak karena kerugiannya kecil, dengan modus menjual barang murah atau tiket konser langka lalu menghilang.
Penipuan hadiah palsu juga meningkat, di mana undian di Facebook atau Douyin digunakan untuk mencuri data pribadi dan meminta transfer uang, ujarnya.
(Oleh Liu Chien-pang dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC/CC