Taipei, 13 Mar. (CNA) Presiden Lai Ching-te (賴清德) pada Kamis (13/3) berjanji untuk memperkuat keamanan nasional dalam menghadapi ancaman dari "Kekuatan asing" yang merujuk pada Tiongkok, yang menurutnya terus berambisi untuk menganeksasi Taiwan.
Dalam sebuah konferensi pers di Taipei, Lai mengatakan ambisi Tiongkok untuk "Menganeksasi Taiwan dan menghapus Republik Tiongkok" tetap tidak berubah dan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, upayanya untuk menyusup ke masyarakat Taiwan dan menabur perpecahan melalui operasi pengaruh telah meningkat.
"Tiongkok seperti ini merupakan kekuatan asing yang bermusuhan, sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Anti-Infiltrasi negara kita," kata Lai dalam konferensi pers tersebut di Kantor Kepresidenan.
Mengingat hal ini, Lai mengatakan pemerintah "Tidak punya pilihan selain mengambil tindakan yang lebih aktif [menghadapi ancaman tersebut]."
Menanggapi pertanyaan seorang reporter tentang apakah tata namanya akan meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan, Lai mengatakan "Intimidasi politik dan militer, taktik Front Bersatu [Partai Komunis Tiongkok], dan operasi penyusupan yang diluncurkan Tiongkok terhadap Taiwan" telah memenuhi definisi musuh asing.
"Taiwan bukanlah yang meningkatkan ketegangan," katanya, seraya menambahkan bahwa negara ini tetap menjadi anggota yang bertanggung jawab di kawasan dan berkontribusi bagi keamanan serta stabilitas regional.
Dalam acara pers yang tidak dijadwalkan tersebut, Presiden menguraikan serangkaian langkah yang direncanakan pemerintahannya untuk "Melindungi kebebasan, demokrasi, dan cara hidup yang kita junjung."
Langkah-langkah itu mencakup pemulihan sistem pengadilan militer, memperketat persyaratan bagi penduduk dari Tiongkok, Hong Kong, dan Makau untuk memperoleh identifikasi Taiwan, serta membatasi akses ke Taiwan bagi individu dengan "latar belakang Front Bersatu," di antara kebijakan lainnya.
Selesai/JC