Taiwan akan perberat hukuman bagi pengemudi yang lukai atau tewaskan pejalan kaki

13/03/2025 19:59(Diperbaharui 13/03/2025 19:59)

Untuk mengaktivasi layanantext-to-speech, mohon setujui kebijakan privasi di bawah ini terlebih dahulu

Menteri Transportasi dan Komunikasi Chen Shih-kai dalam sebuah wawancara dengan CNA hari Rabu. (Sumber Foto : CNA, 12 Maret 2025)
Menteri Transportasi dan Komunikasi Chen Shih-kai dalam sebuah wawancara dengan CNA hari Rabu. (Sumber Foto : CNA, 12 Maret 2025)

Taipei, 13 Mar. (CNA) Taiwan tahun ini akan merevisi undang-undang untuk meningkatkan denda bagi pengemudi yang melukai atau menewaskan pejalan kaki, kata Menteri Transportasi dan Komunikasi (MOTC) Chen Shih-kai (陳世凱) pada Rabu (12/3).

Dalam sebuah wawancara dengan CNA, Chen mengatakan denda bagi pengemudi yang menyebabkan cedera ringan akan dinaikkan dari NT$7.200 (Rp3,587 juta) menjadi NT$18.000, sementara bagi mereka yang menyebabkan cedera serius atau kematian akan dikenakan denda tetap NT$36.000.

Sanksi berupa pencabutan izin mengemudi selama satu tahun untuk kasus cedera ringan akan diperpanjang menjadi satu hingga dua tahun, sedangkan larangan mengemudi selama tiga tahun untuk kasus cedera serius atau kematian akan diperpanjang menjadi empat hingga lima tahun, kata Chen.

Saat ini, berdasarkan Undang-Undang Manajemen dan Hukuman Lalu Lintas Jalan, pengemudi yang menewaskan atau melukai pejalan kaki secara serius dapat dikenai denda antara NT$7.200 hingga NT$36.000.

"Cedera dan kematian di penyeberangan pejalan kaki adalah aib nasional," kata Chen, menambahkan bahwa pengemudi "Harus [...] berhenti dan memberi jalan."

Berbeda dengan banyak negara maju lainnya yang memiliki tingkat kematian pejalan kaki lebih rendah, di Taiwan pengemudi diperbolehkan berbelok kanan di persimpangan kota, bahkan saat pejalan kaki memiliki lampu hijau untuk menyeberang.

Menurut data resmi, sebanyak 2.675 orang, termasuk 332 pejalan kaki, meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Taiwan antara Januari hingga November tahun lalu.

Saat menghadiri sidang legislatif pertamanya sebagai menteri pada September lalu, Chen mengungkapkan bahwa 21 persen kasus kematian pejalan kaki terjadi akibat pengemudi menabrak mereka saat melintasi penyeberangan jalan saat lampu hijau.

"Meskipun Taiwan memiliki standar yang sama dengan Jepang untuk garis berhenti dan penyeberangan di persimpangan, kebiasaan mengemudi orang Taiwan masih kurang baik," ujarnya.

Chen, yang menjabat kepala MOTC sejak Agustus 2024, bahkan mengaku ia terkadang merasa takut saat menyeberang jalan. Ia mengatakan revisi regulasi lalu lintas di persimpangan akan rampung pada Juni mendatang.

Selain meningkatkan hukuman bagi pelanggaran lalu lintas yang menyebabkan cedera atau kematian, Chen mengatakan kepada CNA terkait tiga langkah tambahan untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki.

Pertama, jarak antara garis berhenti kendaraan dan penyeberangan pejalan kaki di persimpangan akan ditingkatkan menjadi 2-3 meter dari sebelumnya 1-3 meter.

Kedua, pencahayaan di persimpangan akan diperbaiki karena data menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan turun hingga dua pertiga di persimpangan yang menggunakan lampu jalan berwarna putih. MOTC akan melakukan uji coba di 12 atau 13 persimpangan sebelum memperluas implementasi, kata Chen.

Ketiga, pedoman mengenai penggunaan kaca film pada jendela dan kaca depan kendaraan akan diperkenalkan, karena kaca yang terlalu gelap dapat mengurangi visibilitas, terutama pada malam hari.

(Oleh Yu Hsiao-han, Wang Shu-fen, James Thompson, dan Jennifer Aurelia)

>Versi Bahasa Inggris

Selesai/JC

How mattresses could solve hunger
0:00
/
0:00
Kami menghargai privasi Anda.
Fokus Taiwan (CNA) menggunakan teknologi pelacakan untuk memberikan pengalaman membaca yang lebih baik, namun juga menghormati privasi pembaca. Klik di sini untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebijakan privasi Fokus Taiwan. Jika Anda menutup tautan ini, berarti Anda setuju dengan kebijakan ini.
Diterjemahkan oleh AI, disunting oleh editor Indonesia profesional.