New Taipei, 24 Feb. (CNA) Hujan deras yang mengguyur pelabuhan Wanli, New Taipei pada Minggu (23/2) sore hari pukul 15.00, tidak mengurungkan niat sebanyak 15 orang sukarelawan yang tergabung dalam kelompok pecinta alam Taiwan mengunjungi anak buah kapal (ABK) asal Indonesia untuk berdonasi jaket.
Menurut pengamatan CNA yang datang langsung menghadiri kegiatan tersebut, suasana keakraban terjalin di antara para pekerja migran dan sukarelawan dengan dihadirkannya makan bersama dengan menu ala Indonesia. Terlihat beberapa sukarelawan yang berasal dari Taiwan, Amerika, India, Filipina dan Argentina ini terus menanyakan rasa penasarannya mengenai kehidupan ABK di atas kapal.
Bertempat di musala Nurus-Syifaa, kegiatan yang digagas oleh Romo Hendrikus Arie Ukat, Wakil Direktur Migrant Workers' Concern Desk (MWCD) Stella Maris ini menyumbangkan sebanyak 100 jaket musim dingin termasuk bantal dan juga selimut.
Pria yang akrab disapa Romo Arie ini menuturkan rasa terima kasihnya mewakili semua organisasi yang peduli terhadap ABK atas bantuan donasinya berupa jaket dan baju-baju hangat.
“Terima kasih atas kebaikan hatinya dari teman-teman Taiwan dan juga teman-teman luar negeri yang bekerja di Taiwan yang sudah menyumbangkan donasinya sekaligus datang mengunjungi teman-teman ABK di sini,” ujar Romo Arie yang sudah lima tahun tinggal di Taiwan.
Donasi yang diserahkan oleh Romo Arie kepada perwakilan ABK Wanli, diterima oleh ustad Edi, salah satu tokoh agama di Wanli yang juga bekerja sebagai ABK.
“Alhamdulilah kami bersyukur bahwa masih banyak orang-orang yang peduli dengan kami para ABK. Kami mengucapkan banyak terima kasih atas donasinya,” ujar ustad Edi menanggapi pertanyaan CNA.
Sementara itu, salah satu perwakilan dari kelompok pecinta alam Taiwan menuturkan kegembiraannya karena bisa berbagi mendonasikan jaket musim dingin kepada para ABK.
“Kebetulan saya bergabung di sebuah kelompok pecinta alam dan aktivitas luar ruangan yang ada di Taipei. Dari kelompok tersebut saya tahu dari salah satu anggota orang Indonesia yang mengatakan bahwa ada para ABK Indonesia yang memerlukan jaket-jaket musim dingin. Yah, saya sangat senang bisa membantu teman-teman setanah air.” Ujar Odilia yang sudah tinggal di Taiwan selama 10 tahun ini.
Setelah kegiatan serah terima berlangsung, sebelum meninggalkan pelabuhan, relawan tersebut sempat menilik tempat tinggal para ABK di kapal. Dalam kunjungannya singgah ke kapal nelayan migran tersebut, Wendy, warga Taiwan mengaku kepada CNA bahwa ia tak tega melihat kondisi para ABK yang hanya tidur di tempat yang sempit di atas kapal setiap harinya.
“Saya kira mereka kalau malam tinggal di apartemen, ternyata kok di kapal ya, aduh miris saya melihatnya,” ujar Wendy kepada CNA.
Kegiatan penyerahan donasi tersebut ditutup pada pukul 17.30 dan selanjutnya para relawan menuju pelabuhan Guihou, New Taipei yang tempatnya tak jauh dari pelabuhan Wanli guna memberikan 50 jaket musim dingin kepada para ABK Indonesia di sana.