Taipei, 22 Feb. (CNA) General Manager Lion Travel Service Co., Ann Lai (賴一青), menyatakan bahwa permintaan wisata tahun ini tetap tinggi dan biaya tur akan terus naik, sementara pihaknya optimistis akan terus meraup keuntungan dari lonjakan perjalanan pascapandemi.
Dia menjelaskan bahwa pemesanan perjalanan ke Eropa bahkan telah terisi hingga Juli, sementara Expo 2025 Osaka di Jepang akan mendorong tambahan 10.000 kursi penerbangan setiap bulan, meningkatkan kapasitas perjalanan secara signifikan.
Lai menambahkan bahwa harga tiket pesawat, hotel, dan transportasi darat masih mengalami kenaikan, sementara nilai tukar dolar Taiwan melemah.
"Biaya perjalanan tahun ini hanya akan naik, tidak akan turun," ujarnya, seraya mencatat bahwa konsumen tetap menerima kenaikan harga ini dan minat perjalanan tetap tinggi.
Ia menjelaskan bahwa secara keseluruhan, biaya perjalanan tahun 2025 diperkirakan meningkat sekitar 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, kata Lai, wisata insentif perusahaan dan tur privat berukuran kecil juga semakin diminati, di mana pihaknya mencatat bahwa pada 2023 hingga 2024, mereka telah mengatur perjalanan bagi lebih dari 1.000 klien korporasi, dengan destinasi favorit di Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam, diikuti Jepang dan Eropa.
Di sisi lain, yang juga semakin populer adalah tur privat kecil, yang mayoritasnya terdiri dari keluarga atau teman dekat dengan kurang dari sepuluh orang, menurut Lion Travel.
Lion Travel mengatakan mereka juga mengamati perubahan tren, di mana wisatawan mulai memilih destinasi kota kedua dan ketiga atau negara yang kurang populer.
Di antaranya, destinasi seperti Skandinavia, Afrika Timur, Afrika Selatan, dan Asia Tengah mengalami peningkatan signifikan, menurut agensi perjalanan berbasis di Taiwan itu.
Wisata bertema olahraga juga menjadi fokus utama mereka, kata Lion Travel, mencontohkan bahwa tur mendaki Gunung Fuji pada 2024 mencapai 1.200 peserta, dan diharapkan meningkat 30 persen tahun ini.
Menanggapi lonjakan permintaan wisata, kata Lion Travel, mereka memiliki 2.500 karyawan dan berencana merekrut 300 pegawai baru tahun ini, sehingga total karyawan mencapai 2.800 orang.
Namun, berkat implementasi teknologi AI dan digitalisasi, kata mereka, perusahaan menilai jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tidak perlu kembali ke tingkat sebelum pandemi.
(Oleh Chiang Ming-yen dan Antonius Agoeng Sunarto)
Selesai/JC